Darlis: Waspadai Anak Bertemu Orang Berperilaku Menyimpang di Medsos

Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi. Foto : Nai/Niaga.Asia

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi menjak orang tua mewaspada anak masing-masing bertemu orang berperilaku menyimpang di media sosial.

”Sekarang marak grup menyimpang di media sosial yang mengarah pada perilaku seks menyimpang, termasuk seks sedarah. Kasusnya sekarang sedang diusut Polda Metro Jaya Jakarta. Tapi anggota grup itu tersebar dimana-mana di berbagai kota,” kata Darlis, hari Jum’at (23/5/2025.

Menurut Darlis, fenomena tersebut mencerminkan adanya degradasi moral yang mengkhawatirkan, dan tidak bisa semata-mata disalahkan pada teknologi.

“Nah, memang kita melihat bahwa ada degradasi moral yang harus menjadi perhatian utama kita,” katanya.

Anak dibawah umur masih sekolah, apalagi masih di sekolah dasar atau menengah pertama, belum pantas memiliki akun sosial sebab, bisa membahayakan dirinya sendiri, sedangkan anak setingkat SMA ya boleh memiliki akun medsos, tapi orang tua wajib mengawasinya.

“Sebetulnya rumus yang diterapkan di medsos adalah, jangan bicara sama orang tak dikenal, tapi kadang itu kan sulit dipatuhi anak-anak,” ujarnya.

“Dari itu orang tua berkewajiaban mengawasi anaknya dengan siapa berkomunikasi melalui media sosial,” sambungnya.

Menurutnya, akar persoalan dari perilaku remaja menyimpang,  terletak pada sistem pendidikan nasional yang selama ini terlalu fokus mengejar prestasi akademik dan cenderung mengesampingkan aspek pembentukan karakter serta adab.

“Sistem pendidikan kita itu lebih berorientasi kepada prestasi akademik. Kemudian persoalan adab itu cenderung dinomorsekiankan. Ini menjadi bahan evaluasi kita bahwa pembentukan karakter itu jauh lebih penting dibandingkan dengan sekadar mengejar nilai tinggi,” jelas Darlis.

Ia menegaskan bahwa kepandaian tanpa karakter hanya akan menghasilkan generasi yang kosong secara moral. Prestasi akademik, katanya, akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan adab dan etika.

“Kepandaian sangat tidak cukup tanpa dibarengi dengan adab dan karakter. Itu juga yang menjadi dasar kenapa pemerintah pusat sekarang menggulirkan sekolah unggulan seperti Garuda Transformasi. Karena kita punya kesadaran bersama bahwa sistem pendidikan kita saat ini memang ada yang kurang,” ungkapnya.

Darlis juga membandingkan pola pendidikan masa kini dengan zamannya saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ia menyebut, generasi terdahulu lebih banyak mendapat penekanan pada etika, sopan santun, dan moralitas.

“Kalau generasi kami, yang berusia 50 tahun ke atas, memang merasakan betul bagaimana dulu pola pendidikan kita lebih menyentuh sisi pengajaran karakter. Nah, sekarang ini kita menyadari secara bersama-sama bahwa orientasi pendidikan terlalu mengejar nilai akademik, dan abai terhadap karakter,” tuturnya.

Terkait fenomena penyimpangan di media sosial, Darlis mengingatkan agar masyarakat tidak serta-merta menyalahkan teknologi. Menurutnya, teknologi adalah alat, dan kemajuannya tak mungkin dibendung.

“Kondisi ini jangan kita salahkan ke teknologi informasi. Nggak boleh kita menyalahkan. Teknologi itu justru kebutuhan, dan kita tidak bisa mengerem itu. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan pola pendidikan kita,” tegasnya.

Darlis mengingatkan, jika sistem pendidikan tidak segera diubah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, maka generasi muda akan terus tergerus oleh arus informasi dan budaya digital yang tidak terkendali.

“Kalau kita biarkan kondisi ini terus terjadi, maka ya kita akan digilas oleh perkembangan teknologi itu. Oleh karena itu, arah sistem kurikulum kita yang harus dirubah,” pungkasnya.

Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: