
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Penguatan daya beli masyarakat di Kota Balikpapan pada Oktober 2025 tercermin dari peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) serta pertumbuhan transaksi QRIS yang signifikan.
Data tersebut menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, sekaligus menjadi sinyal penting bagi perkembangan aktivitas ekonomi daerah menjelang periode akhir tahun.
“IKK Balikpapan pada Oktober 2025 tercatat sebesar 119,3, berada pada level optimis karena nilainya berada di atas 100. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan posisi September 2025 yang berada di level 118,3,” ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, pada Kamis (6/11/2025).
Menurut Robi, peningkatan IKK menunjukkan persepsi positif masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini.
“Penguatan IKK terutama ditopang oleh persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini yang dinilai lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya,” ujarnya.
Meningkatnya keyakinan konsumen turut beriringan dengan meningkatnya aktivitas transaksi masyarakat. Data transaksi QRIS menunjukkan tren pertumbuhan pesat pada September 2025.
“Transaksi QRIS di Balikpapan pada September 2025 tumbuh signifikan sebesar 150,31 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan serupa juga terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang mencapai 160,34 persen (yoy),” jelas Robi.
Pertumbuhan ini mencerminkan semakin kuatnya adopsi pembayaran digital di masyarakat, baik oleh pelaku usaha mikro maupun konsumen umum.
“Penggunaan QRIS menjadi pilihan karena cepat, mudah, dan efisien, terutama dalam transaksi kebutuhan harian. Kenaikan ini juga menunjukkan bahwa aktivitas konsumsi rumah tangga berlangsung aktif dan tidak menurun,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, perkembangan QRIS bukan hanya menggambarkan perubahan pola pembayaran, tetapi juga menjadi indikator penguatan daya beli dalam konteks ekonomi daerah.
“Ketika transaksi digital meningkat dan frekuensi belanja stabil, hal tersebut memberikan indikasi daya beli masih terjaga. Ini menjadi sinyal penting dalam menjaga stabilitas inflasi ke depan,” sebut Robi.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa optimisme masyarakat tetap perlu diimbangi dengan upaya menjaga stabilitas harga, terutama menjelang periode Natal dan Tahun Baru.
“Permintaan masyarakat berpotensi meningkat pada akhir tahun. Jika tidak didukung kecukupan pasokan, maka risiko tekanan inflasi akan menguat. Karena itu, peningkatan daya beli perlu diiringi langkah pengendalian inflasi yang tepat,” jelasnya.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menyusun langkah antisipatif.
“Kami memperkuat penyediaan pasokan pangan melalui kerja sama antardaerah, pelaksanaan gelar pangan murah, perluasan peran toko penyeimbang, hingga operasi pasar pada tingkat kelurahan. Upaya tersebut untuk memastikan ketersediaan barang terjaga dan harga tetap stabil,” urai Robi.
Ia juga menekankan pentingnya pemantauan komoditas strategis, terutama hortikultura dan protein hewani.
“Komoditas hortikultura sangat dipengaruhi cuaca, sementara daging ayam ras dipengaruhi biaya input produksi. Pemantauan ketat diperlukan agar potensi kenaikan harga dapat diantisipasi lebih dini,” tegasnya.
Robi menyimpulkan bahwa kombinasi antara peningkatan keyakinan konsumen, pertumbuhan transaksi digital, dan pengendalian inflasi yang terkoordinasi menjadi fondasi penting menjaga keseimbangan ekonomi Balikpapan menuju akhir tahun.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan.
Tag: daya beli masyarakatpembayaran digital