Empat Varietas Padi Jenis Baru Diuji Coba di Kukar, Akmal Malik: Sesuaikan dengan pH

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik saat panen perdana di UPTD BBI di Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Senin 13 Mei 2024 (istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim menguji coba penanaman 4 varietas terbaru padi unggulan di lahan seluas 8 hektar Desa Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar). Keempat varietas itu adalah varietas padi Inpari 32, Inpari 48, Mangkongga dan Cibogo.

Penanaman dan pengenalan empat varietas padi ini, bersamaan dengan panen perdana benih induk tanaman pangan dan holtikultura di Loa Kulu, Kukar, Senin 13 Mei 2024.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kaltim Siti Farisyah Yana, Staf Ahli Gubernur Diddy Rusdiansyah Anan Dani, serta Kepala UPTD Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Devis Hendra.

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik, mengatakan, penanaman empat varietas bibit padi ini bertujuan sebagai uji coba melihat jenis padi yang tepat ditanam di Kaltim, menyesuaikan tingkat keasaman (Potential of Hydrogen/pH) lahan di Kaltim.

“Tanah kita ini, asamnya cukup tinggi, tentu butuh varietas yang cocok dengan kondisi itu. Oleh karena itu UPTD Balai Benih Induk (BBI) Padi dan Palawija, di bawah binaan DPTPH Kaltim, terus melakukan uji coba,” kata Akmal.

Akmal bilang apabila uji coba varietas terpadu padi ini berhasil, maka akan disosialisasikan ke seluruh daerah, untuk memperkenalkan empat varietas padi itu.

“Kalau sukses kita pakai varietas ini. Kalau tidak sukses ya itu tangung jawab pemerintah. Karena tugas pemerintah melakukan riset, memastikan keberhasilan varietas itu betul cocok,” ujarnya.

Sementara Siti Farisyah Yana menjelaskan, uji coba empat varietas benih padi di bawah naungan UPTD Balai Benih Induk (BBI), berfungsi sebagai kebijakan teknis operasional dalam hal melakukan perbanyakan benih.

“Kami memiliki tiga UPTD BBI. Dua di Loa Janan di kilo 40, kemudian di Sepaku dan Rempanga,” ujar Farisyah Yana.

Terlebih, permasalahan bibit ini, berhubungan dengan permasalahan ketahanan pangan yang krusial di Kaltim, di antaranya persoalan ketersediaan air untuk pengairan, dan ketersediaan benih.

“Apalagi hampir 80 persen benih kita didatangkan dari luar Kaltim,” terang Farisyah Yana.

Selain itu, lanjut Yana, kandungan pH tanah/lahan juga menjadi persoalan pertumbuhan padi di Kaltim.

“Hari ini kita ada empat jenis varietas. Empat varietas itu di antaranya varietas padi Inpari 32, Inpari 48, Mangkongga dan Cibogo,” jelasnya.

Tidak hanya sebagai tempat uji coba penanaman varietas padi terbaru ini, lokasi (UPTD Balai Benih) ini, ke depannya juga akan digunakan sebagai tempat penelitian studi tiru.

“Tempat ini juga bisa digunakan sebagai kegiatan penelitian,” demikian Siti Farisyah Yana.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: