Hari Pertama Sekolah, Siswa Baru SDN 003 Balikpapan Kota Diajak Jadi Sahabat Bumi

Kepala SDN 003 Balikpapan Kota, Puji Sadarani, secara simbolis menerima pot bunga anggrek dari siswa baru sebagai bagian dari implementasi budaya cinta lingkungan sekolah Adiwiyata. (niaga.asia/Heri)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Di tengah riuhnya suasana hari pertama masuk sekolah, Senin 14 Juli 2025, ada pemandangan yang mencuri perhatian di SDN 003 Balikpapan Kota.

Ratusan siswa baru tampak berjalan ke halaman sekolah sambil membawa pot tanaman kecil, sebagian besar berjenis anggrek.

Bukan sekadar hiasan, tanaman-tanaman itu adalah simbol dari komitmen sekolah terhadap lingkungan hidup dan pendidikan karakter melalui Program Adiwiyata.

Sejak ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata pada tahun 2010, SDN 003 Balikpapan Kota tak pernah lelah menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan kepada seluruh peserta didik.

Program ini bukan hanya kegiatan tambahan, melainkan bagian dari budaya sekolah yang menyatu dalam aktivitas sehari-hari.

“Kami ingin membentuk kebiasaan positif yang melekat dalam diri anak-anak, dimulai dari hal kecil seperti menjaga kebersihan dan merawat tanaman. Itu bagian dari pendidikan karakter,” kata Kepala SDN 003, Puji Sadarani, saat ditemui di sela kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Kegiatan MPLS tahun ajaran 2025/2026 ini dimanfaatkan sekolah untuk memperkenalkan budaya ramah lingkungan sejak hari pertama.

Siswa baru tidak hanya diajak mengenal ruang kelas dan guru-guru mereka, tetapi juga diperkenalkan pada konsep tanggung jawab terhadap lingkungan sekolah.

“Dengan membawa tanaman sendiri dari rumah, anak-anak belajar bahwa lingkungan itu bisa mereka rawat. Setiap pot yang mereka bawa adalah awal dari komitmen untuk menjaga ruang belajar bersama,” ujar Puji.

Program Adiwiyata di SDN 003 tidak berhenti pada kebersihan dan penghijauan. Sekolah juga aktif mengelola sampah secara terpilah, membiasakan anak-anak untuk memilah sampah organik dan anorganik.

Guru-guru pun dilibatkan secara aktif untuk mengintegrasikan materi lingkungan ke dalam pembelajaran. Edukasi tidak hanya bersifat teori, tetapi juga aplikatif, anak-anak diajak langsung untuk bertindak dan berpikir sebagai pelindung bumi.

Menariknya, pendekatan lingkungan ini tidak hanya berlangsung di sekolah. Pihak sekolah juga mengajak orang tua untuk ikut serta.

Pada akhir pekan nanti, sekolah akan menggelar pertemuan khusus orang tua siswa baru, di mana salah satu yang disampaikan adalah peran rumah tangga dalam mendukung budaya Adiwiyata.

Suasana kegiatan MPLS di halaman SDN 003 Balikpapan Kota. Para siswa baru dan orang tua mengikuti arahan guru dalam pengenalan lingkungan belajar secara menyenangkan dan edukatif. (niaga.asia/Heri)

“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan orang tua sangat penting agar anak-anak juga tumbuh dalam lingkungan rumah yang ramah lingkungan,” terang Puji.

Di usia pengabdiannya yang tinggal enam bulan sebelum memasuki masa pensiun, Puji Sadarani menyimpan harapan besar agar program Adiwiyata tetap menjadi napas sekolah ini.

Dia percaya bahwa menjaga lingkungan tidak hanya soal tanaman atau sampah, tetapi tentang menanam nilai-nilai kebaikan dalam diri setiap anak sejak dini.

“Kalau sejak SD anak-anak sudah terbiasa hidup bersih, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab, saya yakin kelak mereka akan jadi warga yang mencintai bumi,” ungkap Puji optimistis.

Suasana Hari Pertama

Suasana hari pertama masuk sekolah di SDN 003 Balikpapan Kota penuh haru dan harapan. Tampak tangan-tangan mungil ratusan peserta didik baru menggenggam erat jari orang tuanya, beberapa dengan mata berbinar, lainnya menahan gugup.

Hari ini menjadi penanda langkah awal mereka menapaki dunia pendidikan formal. Bukan sekadar hari pertama masuk sekolah, momen ini menjadi awal perjalanan baru yang dikemas dalam MPLS.

Kegiatan pembuka tahun ajaran 2025/2026 ini berlangsung penuh semangat, haru, dan harapan, dengan nuansa edukasi ramah anak yang dijunjung tinggi oleh seluruh jajaran SDN 003.

“Anak-anak hari ini kami ajak mengenal sekolah sebagai rumah kedua mereka,” ujar Puji, yang menyambut para siswa baru dengan senyum tulus dan mata berbinar.

MPLS di SDN 003 dirancang bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mengajak para siswa baru sebanyak 117 orang tahun ini untuk menjalin keakraban dengan guru, teman sebaya, serta lingkungan belajar mereka.

Puji menjelaskan, selama lima hari ke depan, para siswa akan diperkenalkan secara bertahap dengan ruang kelas, tata tertib, hingga dinamika pembelajaran yang menyenangkan.

Yang tak kalah menarik adalah antusiasme para orang tua. Dari balik pagar hingga halaman sekolah, mereka tetap menanti, mengamati anak-anak mereka dari kejauhan.

Tidak sedikit yang memegang Ponsel, mengabadikan momen-momen kecil yang tak ternilai, pelukan sebelum memulai kegiatan, lambaian tangan malu-malu, hingga senyum lebar saat anak-anak mulai berani berdiri sendiri, dan berbaur dengan teman-temannya.

“Kami beri ruang bagi orang tua untuk mendampingi anak sampai hari ketiga. Itu bagian dari proses adaptasi. Tapi setelah itu, kami dorong anak-anak untuk mulai mandiri,” pungkas Puji.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi

Tag: