
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) cabang Kalimantan Timur (Kaltim) bekerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kaltim menggelar kegiatan Pediatric Social Responsibility bertema ‘Anak Sehat, Indonesia Kuat: Membangun Ketahanan Kesehatan untuk Masa Depan Gemilang’.
Kegiatan yang terselenggara pada Jumat (8/8) di Gedung PKK Kaltim, Jalan M Yamin, Samarinda ini dihadiri Staf Ahli Pendidikan Keluarga TP PKK Kaltim, Wahyu Hernaningsih Seno, yang mewakili Ketua TP PKK Kaltim Sarifah Suraidah Harum.
Hadir pula pengurus TP PKK Kaltim, TP PKK Kota Samarinda, kader-kader PKK dari tiga puskesmas yang memiliki angka stunting tinggi, serta Ketua IDAI Kaltim Diane Meytha Supit, anggota IDAI Kaltim lainnya seperti Nanan dan Magdalena.
“Alhamdulillah TP PKK Kaltim, bersama IDAI Kaltim, TP PKK Kota Samarinda, dan kader-kader puskesmas dapat berkumpul untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak, khususnya pencegahan stunting,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nanan, dokter anak senior, menjelaskan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif minimal enam bulan dan dilanjutkan hingga usia dua tahun.
Ia memaparkan cara pemberian ASI yang baik, tips-tips memperlancar produksi ASI dengan menjaga kebahagiaan ibu, serta menciptakan suasana nyaman dan aman bagi bayi. Nanan menegaskan bahwa komunikasi antara ibu dan bayi sangat penting, bahkan peran ayah juga harus aktif dalam mendukung proses menyusui.
“Agar ASI bisa keluar banyak untuk bayinya, intinya si ibu harus bahagia. Kenapa bayi tidak lahap meminum asi, itu harus ada keadaan yang nyaman serta aman antar ibu dan bayi,” jelasnya.
Sementara, Ketua IDAI Kaltim, Diane Meytha Supit, memaparkan perkembangan positif penanganan stunting di Kaltim. Menurutnya, angka prevalensi stunting di Kaltim turun 0,7 persen.
“Namun, kita tetap harus waspada dan melakukan pencegahan sejak dini,” tegasnya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, yang berdampak pada tinggi badan, kemampuan kognitif, dan kesehatan jangka panjang. Ia menjelaskan bahwa penyebab stunting meliputi beberapa hal, diantaranya; kekurangan gizi; infeksi berulang; serta faktor sosial ekonomi.
Pencegahan dilakukan melalui pemberian ASI eksklusif, asupan makanan bergizi, dan akses layanan kesehatan yang memadai. Demikian lanjutnya, stunting adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian dan penanganan tepat untuk mencegah dampak jangka panjang pada anak.
Tak hanya soal stunting, ia juga menekankan pentingnya imunisasi lengkap bagi anak untuk melindungi mereka dari penyakit berbahaya seperti difteri, tetanus, polio, campak, rubella, hepatitis B, dan influenza.
“Imunisasi bukan hanya melindungi anak, tapi juga mencegah penyebaran penyakit di masyarakat,” terangnya.
Di tempat yang sama, Anggota IDAI Kaltim, Magdalena, memberikan panduan penyajian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang baik dan benar, mulai dari pemilihan bahan segar dan bersih, cara memasak yang tepat, tekstur makanan sesuai usia, hingga larangan menambahkan gula atau garam pada MPASI.
“Nutrisi yang aman dan cukup akan membantu pertumbuhan optimal bayi,” bebernya.
Berikut beberapa tips penyajian MPASI yang baik dan benar, antara lain:
1. Pilih Bahan yang Segar dan Berkualitas
Pastikan bahan makanan yang digunakan segar, bersih dan berkualitas untuk benar-benar menghindari kontaminasi serta memastikan nutrisi tetap terjaga dengan baik.
2. Cuci Tangan dan Peralatan
Cuci tangan dan peralatan (yang digunakan untuk menyiapkan MPASI) dengan sabun dan air bersih supaya menghindari kontaminasi.
3. Masak Makanan dengan Benar
Masak makanan sampai lunak dan pastikan suhu makanan tidak terlalu panas untuk menghindari luka pada mulut bayi.
4. Sajikan dengan Tekstur yang Tepat
Sajikan MPASI dengan tekstur yang sesuai dengan usia bayi, mulai dari puree halus hingga tekstur yang lebih kasar.
5. Perhatikan Suhu Makanan
Pastikan suhu makanan tidak terlalu panas atau terlalu dingin untuk bayi.
6. Jangan Tambahkan Gula atau Garam
Jangan menambahkan gula atau garam pada MPASI bayi, karena dapat membahayakan kesehatan bayi.
7. Sajikan dengan Cermat
Sajikan MPASI dengan cermat dan pastikan bayi dalam posisi yang nyaman dan aman saat makan.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: ImunisasiTP PKK Kaltim