Kaltim-YKAN Kerja Sama Berantas Aktivitas Ilegal di Area Derawan Pakai Kecerdasan Buatan

Penandatanganan antara Pemprov Kaltim dan YKAN, Senin 21 Juli 2025. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjalin kerja sama kolaborasi pelestarian biota laut, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan menjaga wilayah Kawasan Konservasi dan Pesisir Kepulauan Derawan di Berau, Kalimantan Timur, secara berkelanjutan

Penandatanganan kerja sama antara Pemprov Kaltim dan YKAN itu berlangsung di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin 21 Juli 2025.

Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menerangkan, YKAN merupakan mitra pemerintah daerah yang telah berkerja keras selama 20 tahun terakhir ini dalam upaya melindungi dan menyelamatkan daerah perairan dan kawasan konservasi Derawan.

“Kaltim begitu luas kawasan hutannya hampir 13.000.000 hektare dan pesisir lautnya kurang lebih 500.000 km, yang menyimpan berbagai keragaman hayati di sekitaran pulau Derawan, Maratua dan sekitarnya,” kata Rudy, Senin 21 Juli 2025.

Menurut Rudy, dengan adanya kesepakatan kerja sama antara Pemprov dan YKAN, maka perlindungan ekosistem laut di Kawasan Konservasi dan Pesisir Kepulauan Derawan Berau Kalimantan Timur dari aktivitas ilegal menjadi lebih optimal.

Dengan menjaga ekosistem laut kawasan konservasi tersebut, tentu akan berdampak pada peningkatan kunjungan pariwisata di daerah Derawan dan sekitarnya.

“Kita bersama-sama memiliki komitmen dalam menjaga wilayah konservasi, dan kita melaksanakan nota kesepakatan perjanjian kerja sama konservasi di Kaltim hari ini,” ujar Rudy.

Sementara, Direktur Yayasan Laut Biru Kepulauan Derawan (YLBKD) Dadang I K Mujiono mengatakan, YLBKD telah menjadi lembaga distribusi alat operasional pengawasan kawasan konservasi laut berbasis teknologi kecerdasan buatan.

“Kita membantu aparat penegak hukum seperti Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), maupun pengawas perikanan Kaltim berupa bantuan peralatan berbasis teknologi kecerdasan buatan atau AI,” kata Dadang.

Bantuan alat yang diberikan untuk mengawasi kawasan Konservasi dan Pesisir Kepulauan Derawan Berau ini yakni alat pemantau berbasis satelit atau satelit komunikasi, dan juga dukungan operasional patroli lainnya.

“Ini untuk memantau dan mencegah aktifitas ilegal. Sehingga aktifitas di laut, khususnya di kepulauan Derawan akan terpantau oleh sistem,” ujar Dadang.

Dengan adanya bantuan alat teknologi yang lebih modern dan berbasis kecerdasan buatan ini, maka dapat membantu aparat penegak hukum untuk menindak aktivitas ilegal dengan memetakan titik-titik terjadinya aktivitas ilegal yang merugikan ekosistem laut.

“Aktivitas ilegal itu seperti pemburuan pemburuan telur penyu, termasuk penyunya, serta aktivitas penangkapan ikan secara ilegal seperti pengeboman ikan termasuk perdagangan satwa diindungi,” demikian Dadang I K Mujiono.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: