
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) tidak terlepas dari peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) akibat peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor utama. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kalimantan Timur pada Februari 2025 tumbuh 66,40%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK di Februari 2024, yakni 66,31%.
Jika dilihat berdasarkan lapangan usahanya, LU (Lapangan Usaha) Pertambangan menjadi sektor yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja paling tinggi, yakni sebesar 30,94% (yoy). Hal tersebut tidak terlepas dari peningkatan industri pertambangan di Kalimantan Timur seiring dengan permintaan ekspor yang cukup tinggi.
Demikian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang dipublikasikan, 12 Juni 2025.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, LU Industri Pengolahan memiliki peningkatan sebesar 11,56% (yoy) seiring dengan berbagai perusahaan manufaktur yang terus berkembang. Selain itu, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), dan berbagai proyek infrastruktur pemerintah dan swasta lainnya juga turut mendongkrak peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi.
“Sektor ekonomi utama lainnya seperti transportasi dan pergudangan juga mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, secara berturut-turut sebesar 7,93% (yoy),” kata Budi.
Namun demikian, TPAK Kaltim merupakan yang terendah diantara provinsi lainnya di wilayah Kalimantan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kaltim lebih banyak didorong oleh sektor yang padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja menjadi kurang optimal.
Menudut Budi, sejalan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor utama, proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor formal juga lebih besar dibandingkan sektor informal. Hal tersebut didorong oleh cukup tingginya pangsa penyerapan tenaga kerja dari sektor formal.
”Berdasarkan data dari BPS Provinsi Kaltim, persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor formal pada bulan Februari 2025 mencapai 53,08%, lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja di sektor informal sebesar 46,92%,” ungkapnya.
Share pekerja di sektor formal di tahun 2025 tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 55,33%. Hal tersebut sejalan dengan penurunan pekerja di sektor konstruksi dan administrasi pemerintahan.
”Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, proporsi pekerja formal di Kalimantan Timur merupakan yang tertinggi di antara Kalimantan lainnya,”
Selain itu, tingginya pangsa tenaga kerja yang berstatus sebagai karyawan yang mencapai 53,08% juga turut terindikasi sebagai penyebab lebih tingginya proporsi pekerja formal terhadap pekerja informal di Kaltim dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Pengangguran