Kontribusi Batubara 89,37 Persen dari Total Ekspor Pertambangan Kaltim

aa
Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nilai ekspor hasil pertambangan Kalimantan Timur (Kaltim)  tahun 2023 mencapai US$20.039,13 juta. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor hasil pertambangan mengalami penurunan sebesar 27,58 persen. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor komoditas batubara.

Demikian disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan bertajuk “Publikasi Statistik Ekspor Provinsi Kalimantan Timur 2023” yang dipublikasikan secara digital, 02 Oktober 2024.

“Ekspor komoditas hasil pertambangan mempunyai peranan 82,42 persen terhadap total ekspor nonmigas,” imbuh Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC.

Komoditas batubara tetap menjadi primadona ekspor sektor pertambangan dengan kontribusi mencapai 89,37 persen dari total ekspor pertambangan, mencapai nilai ekspor US$17.908,45 juta pada tahun 2023. Namun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor batubara mengalami penurunan sebesar 30,32 persen.

Beberapa negara tujuan utama ekspor batubara Kaltim, menurut BPS Kaltim antara lain Tiongkok, India, dan Jepang, dengan nilai masing-masing US$4.209,73 juta, US$3.315,98 juta, dan US$2.144,15 juta.

Batubara diekspor terutama dari pelabuhan di Samarinda, Kutai Timur (Tanjung Bara), dan Balikpapan, dengan nilai ekspor masing-masing US$7.338,89 juta, US$4.178,36 juta, dan US$2.597,76 juta.

Yusniar menambahkan, ekspor lignit  yang juga masuk golongan komoditas pertamabngan mengalami peningkatan sebesar 8,11 persen pada tahun 2023, dengan nilai mencapai US$2.130,68 juta.

“Lignit memiliki peran sebesar 10,63 persen dalam total ekspor hasil pertambangan,” katanya.

Negara-negara tujuan utama ekspor lignit adalah Tiongkok, Korea Selatan, dan Pakistan, dengan nilai ekspor masing-masing US$1.953,15 juta, US$78,99 juta, dan US$33,39 juta.

Lignit diekspor terutama dari wilayah Kutai Timur (Tanjung Bara dan Sangkulirang) dengan nilai ekspor masing- masing US$931,35 juta, Paser (Adang Bay) US$907,56 juta, dan Samarinda, US$213,71 juta.

Penulis: Intoniswan | Editor Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: