
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Persiapan awal memulai pendidikan sekolah rakyat rintisan, salah satunya di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim Jalan Cipto Mangunkusumo, terus dimatangkan.
Sesuai target rencana, para siswa sekolah rakyat ini akan memulai masa pengenalan sekolah (MPLS) pada 1 Agustus 2025 nanti.
“Masuk kelas kita fix-kan di tanggal 1 Agustus 2025,” kata Kepala Sekolah Rakyat Rintisan di BPMP Kaltim, Hasyim, Senin 14 Juli 2025.
Hasyim menjelaskan untuk gedung secara keseluruhan, saat ini telah siap. Namun untuk ruang guru masih dalam tahap renovasi.
“Kegiatan belajar mengajar di BPMP juga akan kita sesuaikan dengan jadwal mereka. Karena kita juga akan berbagi tempat dengan BPMP,” ujar Hasyim.
Kemudian fasilitas pendukung lainnya seperti perabotan meja dan kursi belajar siswa, akan mulai masuk di sekolah tanggal 30 Juli 2025.
MPLS akan menjadi fondasi awal bagi para siswa sekolah rakyat rintisan. MPLS ini akan digelar selama tiga bulan penuh, mulai dari Agustus hingga Oktober 2025. Fokus utama MPLS ini tertuju pada pembentukan karakter siswa.
Untuk kegiatan MPLS berlangsung 1 Agustus 2025 akan dimulai dengan pemetaan potensi, minat dan bakat anak, sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
“Jadi pertama ada tes talent mapping (pemetaan bakatl, berbasis tes DNA bekerja sama dengan Ari Ginanjar University. Kita mau melihat talenta anak ini ke mana,” ujar Hasyim.
“Ini untuk mempermudah kita dalam membimbing mereka. Karena mereka ini berbeda dengan siswa sekolah umum, di mana mereka selama ini (anak-anak) yang terpinggirkan,” tambah Hasyim.
Terkait kurikulum belajar, Hasyim menjelaskan kurikulum yang disampaikan berbeda dengan sekolah pada umumnya. Kurikulum sekolah rakyat ini bersifat modul percepatan pembelajaran yang berorientasi dengan pengajaran atau pembelajaran di perguruan tinggi.
Modul ini juga mengadopsi pembelajaran SMA AL Hikmah Islamic Boarding School Surabaya, dan tentunya kurikulum yang diterapkan disekolah rakyat berbeda dengan sekolah umumnya.
“Kalau di sekolah umum, mata pelajaran semua diikuti. Namun di sekolah rakyat, jenjang SMA kita fokusnya ke pembelajaran di perguruan tinggi. Jadi mata pelajaran yang berorientasi di perguruan tinggi akan kita modul-kan,” terang Hasyim.
Siswa-siswa di sekolah rakyat ini juga akan dipersiapkan untuk menempuh pendidikan lanjutan di jenjang perguruan tinggi.
“Ijazahnya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, karena Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) sudah keluar. Hanya secara lembaga masuknya sekolah rakyat,” jelas Hasyim.
Untuk mendukung kurikulum inovatif ini, sebanyak 16 orang tenaga pendidik mulai dari guru, kepala sekolah, wali siswa dan kepada asrama akan mengabdi di sekolah rakyat rintisan di BPMP Kaltim.
“Gurunya akan dilakukan moving kelas (mengajar berpindah di SMP dan SMA), namun hanya mata pelajaran umum. Untuk beberapa pelajaran tertentu seperti kimia dan antropologi, tidak dilakukan moving gurunya,” ungkap Hasyim.
Sebanyak 16 tenaga pendidik ini, direkrut dari berbagai daerah di Kalimantan dan Pulau Jawa.
“Untuk guru PPKN dari pulau Jawa, Bahasa Indonesia dari Kalimantan Selatan. Kemudian untuk asal Samarinda ada guru Agama, Bahasa Inggris, Matematika. Wali asuh dan wali asrama dari Samarinda. Dan saya (kepala sekolahnya) dari Tenggarong,” demikian Hasyim.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: PendidikanSamarindasekolah rakyat