Lompatan Besar! Petani Sawit Kukar Kini Bisa Panen 13 Ton per Hektare

Plt Kepala Dinas Perkebunan Kukar Muhammad Taufik dan Asisten II Setda Kabupaten Kukar Ahyani Fadianur Diani. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Produktivitas kelapa sawit rakyat (swadaya) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan tren peningkatan. Saat ini, hasil panen tandan buah segar (TBS) sawit tingkat petani rakyat mencapai kisaran 13 ton per hektare sekali panen, meskipun masih ada yang berada pada level 5 ton.

Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Perkebunan Kukar Muhammad Taufik pada Selasa (28/10) dalam peringatan HUT ke-25 APKASINDO yang turut dirangkai workshop bertema ‘strategi peningkatan produktivitas kelapa sawit swadaya berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045’ di Pendopo Bupati Odah Etam, Tenggarong.

Dihadapan Asisten II Setda Kabupaten Kukar Ahyani Fadianur Diani, Muhammad Taufik pun melaporkan bahwasanya luas kebun rakyat di wilayah Kukar saat ini telah mencapai sekitar 30 ribu hektare, dengan 25 ribu hektare di antaranya perkebunan kelapa sawit.

“Dari 30 sekian ribu hektare itu sebagian besar adalah kelapa sawit. Komoditas kedua adalah karet, ketiga lada, keempat kelapa dalam. Lalu ada aren, kopi dan kakao. Ada tujuh komoditas unggulan perkebunan di Kukar, tapi pangsa terbesar tetap kelapa sawit,” ujarnya.

Dari sisi luasan wilayah, ia juga menegaskan bahwa kelapa sawit Kukar saat ini menempati peringkat kedua terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim) setelah Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

“Kelapa sawit Kukar saat ini mendapat ranking kedua setelah Kutim dari sisi luas wilayah,” bebernya.

Menurut Taufik, kondisi produktivitas sawit rakyat di Kukar saat ini bervariasi. Masih ada kebun yang hanya menghasilkan 5 ton TBS per hektare sekali panen. Namun banyak pula yang sudah mencapai dan melampaui 13 ton per hektare.

“Produktivitas Kukar sudah di atas 13 ton walaupun potensinya masih jauh di atas itu. Ini yang menjadi tantangan bersama dan menjadi konsen pemerintah daerah, baik peningkatan produktivitas maupun luasan areal, sesuai dengan tema workshop kita hari ini,” jelasnya.

Taufik menyebut peningkatan produktivitas menjadi salah satu indikator kinerja utama Dinas Perkebunan, selain perluasan areal perkebunan rakyat, baik korporasi, plasma, maupun swadaya.

“Indikator kinerja Dinas Perkebunan itu adalah meningkatnya produksi perkebunan, yang dalam hal ini sebagian besar atau dominan disumbang oleh kelapa sawit tadi. Sehingga strateginya yang pertama adalah perluasan areal, baik korporasi, plasma maupun kebun swadaya. Kedua, peningkatan produktivitas yang saat ini bervariasi bahkan ada yang 5 ton. Ada yang di atas 13 ton. Dirata-ratakan jadi 13 ton per hektare. Itu kondisi saat ini,” paparnya.

Sementara itu, Asisten II Setda Kabupaten Kukar, Ahyani Fadianur Diani, memberikan apresiasi atas capaian yang diraih petani sawit Kukar. Menurutnya, peningkatan dari 5 ton menjadi 13 ton per hektare merupakan lompatan besar yang layak dibanggakan.

“Ini suatu peningkatan yang sangat luar biasa. Dengan luasan hampir 30 ribu hektare dan produksi per hektare yang bisa mencapai 13 ton, Kukar berkontribusi besar terhadap peningkatan kapasitas sawit di Kaltim,” terangnya.

Ia berharap, melalui workshop ini akan lahir strategi-strategi peningkatan produktivitas yang lebih kuat dan lebih konkret untuk diterapkan di lapangan.

“Kalau sekali panen sudah 13 ribu ton per hektare, apalagi kalau bisa dua kali panen. Luar biasa hasilnya. Yang punya 50 sampai 100 hektare tentu menikmati hasil yang signifikan,” tambahnya, memberi gambaran potensi ekonomi sawit rakyat di Kukar.

Dengan kinerja yang terus meningkat ini, ia pun mengungkapkan optimistis Pemerintah Daerah (Pemda) bahwa Kukar dapat menjadi salah satu daerah dengan produksi sawit rakyat terbesar di Kaltim.

“Mudah-mudahan ini bisa terus mereka lakukan. Pemerintah daerah menyambut baik semua upaya untuk peningkatan produksi kelapa sawit rakyat,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial

Tag: