
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Normalisasi Sungai Mahakam yang menjadi wewenang Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS), jadi solusi lain untuk meminimalisir banjir di Samarinda, sebagai ibu kota Provinsi Kaltim.
Tidak hanya di Samarinda, cara itu juga akan diterapkan di Kutai Kartanegara hingga Kutai Barat, yang masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, terutama di bagian sungai yang dangkal akibat sedimentasi.
“Sungai Mahakam harus segera di normalisasi, harus di keruk. Agar air itu bisa mengalir dengan baik,” kata Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, ditemui di Plenary Hall Sempaja Samarinda, Selasa 13 Mei 2025.
Sementara dikesempatan berbeda, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji mengatakan, rencana normalisasi Sungai Mahakam ini memungkinkan untuk dilakukan, karena pada tahun 2.000 lalu, Kementerian PUPR telah melakukan normalisasi sungai, salah satunya Sungai Mahakam.
“Kita sudah bersurat ke Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan, tahun 2000 lalu ada divisi khusus untuk normalisasi sungai, salah satunya Sungai Mahakam,” kata Seno, di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Kamis 15 Mei 2025.
Pemprov Kaltim berharap usulan normalisasi Sungai Mahakam ke pemerintah pusat, sebagai upaya penanganan banjir di Kaltim, khususnya Samarinda, bisa disetujui.

“Kita sudah bersurat, supaya normalisasi Sungai Mahakam ini bisa berjalan. Kita tunggu jawaban dari Kementerian PU maupun Perhubungan Laut (Kemenhub),” ujar Seno.
Selain normalisasi Sungai Mahakam, Pemprov juga berencana akan melakukan normalisasi pada sungai-sungai kecil di kota Samarinda, seperti Sungai Karang Mumus (SKM) dan Sungai Karang Asam.
“Kalau sungai kecil nanti dianggarkan lewat provinsi tahun 2026. Mungkin akan dilakukan oleh Kodam atau kita tenderkan,” terang Seno.
Dijelaskan, fokus normalisasi Sungai Mahakam ini juga akan dilakukan pada daerah-daerah yang dangkal, terutama daerah hilir di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda.
“Tapi semua akan kita normalisasi dari Samarinda sampai Kutai Barat. Terbanyak yang dangkal sebenarnya daerah hilirnya. Makanya kita prioritaskan mulai dari perbatasan muara (Sungai Mahakam) sampai Jembatan Mahakam sana,” jelas Seno.
Masih disampaikan Seno, di era teknologi canggih seperti saat ini, memungkinkan mendeteksi objek di bawah permukaan air, untuk menangani sedimentasi lumpur penyebab terjadinya pendangkalan.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: BanjirKementerian PUPRNornalisasi SungaiSamarindaSungai Mahakam