Pelaku UMKM di Samarinda Mesti Beralih ke Pembayaran Digital

Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekretariat Kota Samarinda Marnabas berbincang dengan pelaku UMKM di sela pelatihan literasi keuangan di Hotel Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Sabtu 20 Juli 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama Permodalan Nasional Madani (PNM) mendorong para pelaku UMKM di Samarinda mengaplikasikan transaksi pembayaran digital, lewat pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Sabtu 20 Juli 2024.

Pimpinan Cabang PNM Samarinda Muhammad Akbar Al Muarrafah mengatakan, pelatihan literasi digital dan keuangan ini merupakan salah satu bagian dari program pengembangan kapasitas usaha PNM cabang Samarinda.

“Jadi kita memperkenalkan kepada nasabah-nasabah UMKM untuk memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga cara-cara tradisional ini perlahan beralih ke teknologi digital seperti penerapan QRIS,” kata Akbar.

Akbar menerangkan, pelatihan ini diikuti oleh 150 orang pelaku UMKM yang difasilitasi oleh Pemkot Samarinda.

“Harapannya ke depannya PNM cabang Samarinda dapat terus tumbuh, bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemkot Samarinda dan Otoritas Jasa Keuangan di Samarinda sebagai pengawas kami,” ujar Akbar.

Pelatihan ini juga akan digelar di daerah lain seperti Kutai Barat dan Kutai Timur. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Rencananya kegiatan ini tidak hanya digelar di Samarinda saja, melainkan juga di beberapa daerah lain seperti di Kutai Barat, dan Kutai Timur.

“Pelatihan ini baru tahun ini kita laksanakan di Samarinda. Semoga pelatihan ini dapat terus berkelanjutan,” sebut Akbar.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekretariat Kota Samarinda Marnabas mengatakan Pemkot Samarinda menyambut baik pelatihan literasi digital dan keuangan ini.

“Bagaimanapun kita harus mendukung UMKM yang ada di Samarinda. Kita berterima kasih kepada PNM, sudah membantu meningkatkan kualitas pelaku UMKM,” kata Marnabas.

Dengan digelarnya pelatihan literasi dan keuangan ini, Marnabas berharap para pelaku UMKM di Samarinda dapat memanfaatkannya untuk pengembangan usaha ke arah lebih baik.

“Wali Kota Samarinda sudah memberikan warning (peringatan) kepada kita agar pengembangan UMKM betul-betul diperhatikan,” sebut Marnabas.

Selain itu, Marnabas juga menyoroti masalah harga produk UMKM yang dinilai masih terlalu rendah, dan tidak sebanding dengan lamanya pengerjaan produksi produk yang ada.

Pelatihan literasi keuangan bagi pelaku UMKM agar dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan pembayaran. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Kita tadi sudah berkeliling melihat produk UMKM yang ada, dan kita menemukan beberapa produk dengan harga cukup murah dan tidak sebanding dengan kualitas produk,” jelasnya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan harga jual produk UMKM ini, Marnabas mendorong pelaku UMKM dapat memasarkan produknya lebih luas lagi. Misalnya dengan bekerja sama dengan hotel-hotel di Samarinda.

“Kita akan undang pelaku usaha perhotelan supaya membantu mereka untuk memasang produk UMKM ini di masing-masing kamar-kamar,” terang Marnabas.

“Misalnya harga produk Rp13 ribu tapi kalau kita masuk di hotel kan bisa jadi Rp35 ribu. Kalau perlu hotel tidak usah ambil untung sebagai bentuk kepedulian terhadap UMKM,” jelas Marnabas.

Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Pengawas Lembaga Jasa Keuangan OJK Kaltim Ansyori Abdullah, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian (Diskumi) Samarinda Nurrahmani, dan para pelaku UMKM di Samarinda.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: