Persatuan Diabetes-Siloam Hospitals Balikpapan Edukasi Merawat Luka

Dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE., dari Siloam Hospitals Balikpapan menjelaskan tentang bagaimana merawat luka dan lima macam derajat luka pada pengidap penyakit diabetes di Siloam Hospitals Balikpapan, Jalan MT  Haryono 23, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hari Minggu (16/10/2022). (Foto Siloam Hospitals Balikapan)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA –  Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Balikpapan bersama Siloam Hospitals Balikpapan, hari Minggu  mengedukasi penderita diabetes bagaimana merawat luka, melaksanakan senam diabates yang diikuti lebih dari 100 peserta, pemeriksaan mata, konsultasi  gizi dan konsultasi terkait penyakit dalam.

Kegiatan edukasi kesehatan di pusatkan di Siloam Hospitals Balikpapan, Jalan MT  Haryono 23, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hari Minggu (16/10/2022).

Ketua Persadia Balikpapan dr. Lukman Hatta S, Sp.PD dan Direktur Siloam Hospitals Balikpapan dr. Danie Poluan M. Kes., sama-sama menyambut positif sinergi dari dua institusi ini.

“Sinergi diharapkan sebagai momentum guna menunjukkan semangat positif untuk hidup lebih sehat melalui adanya edukasi dan pemeriksaan kesehatan secara rutin,” Lukman.

Penyakit Diabetes, umum dikenal sebagai penyakit gula (kencing manis) merupakan  penyakit kronis dengan kondisi peningkatan kadar gula darah (glukosa) dibatas ambang normal, berlangsung secara periodik yang bisa disertai dengan berbagai gejala penyerta.

Dokter Arie Wibisono Sp.BP-RE., dari Siloam Hospitals Balikpapan dalam edukasinya bertajuk :  ‘Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes’, mengatakan, penyakit kronis ini umumnya diidap masyarakat dengan beberapa faktor resiko, antara lain usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga, kegemukan, stress psikologi, dan sebagainya.

Gula digunakan tubuh untuk diolah menjadi energi, pengolahan gula darah memerlukan insulin yang cukup untuk menghasilkan energi yang adekuat. Pola hidup dan konsumsi gula berlebih ditambah dengan faktor resiko tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah, sehingga kadar insulin tidak mencukupi untuk bisa mengolah gula menjadi energi, sehingga memaksa pankreas sebagai sumber insulin bekerja lebih keras.

Apabila kondisi ini berlangsung lama, pada kondisi tertentu pankreas akan mengalami kondisi “kelelahan”. Akibatnya insulin tidak bekerja maksimal dan masih banyak gula yang tidak terserap.

“Kondisi demikian, selain dapat berdampak pada komplikasi organ dalam tubuh, pengidap diabetes harus mewaspadai timbulnya luka terbuka pada kulit, khususnya luka di kaki,” tutur Dokter Arie.

Diterangkan pula, Ulkus diabetikum adalah luka terbuka mirip borok yang muncul di bagian bawah kaki penderita diabetes yang tidak terkontrol. Apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat, luka diabetes di kaki dapat infeksi dan mengalami komplikasi sampai parahnya harus dilakukan amputasi.

“Kabar baiknya, luka diabet masih bisa dicegah dan disembuhkan tergantung derajat lukanya. Dengan perawatan luka yang adekuat disertai dengan kontrol gula darah rutin dan pola hidup sehat dapat membuat luka diabet sembuh secara normal,” katanya.

Senam diabetes di  Siloam Hospitals Balikpapan, Jalan MT  Haryono 23, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, hari Minggu (16/10/2022). (Foto Siloam Hospitals Balikapan)

Menurut Dokter Arie yang merupakan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik ini, penanganan luka diabetes secara optimal dapat dilakukan melalui konsultasi dengan dokter. Dokter   yang  akan menjelaskan derajat luka diabetes dan cara penanganannya.

Secara umum, timbulnya luka pada kaki penderita diabetes disebabkan karena kedua kaki kerap dipakai beraktifitas/bergerak. Gangguan fungsi akibat rusaknya syaraf tepi pada penderita diabetes menyebabkan penurunan hingga hilangnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga bila terbentuk luka di kaki akan berpotensi terjadi infeksi dan semakin memberat.

“Yang harus kita pahami, dasar penanganan secara sederhana dari pasien luka diabetik yaitu membersihkan luka kemudian dikeringkan dan dilembabkan, termasuk rutin merawat dan membersihkan kuku pun memakai alas kaki dimanapun dengan bahan kaos kaki dan pakaian yang tidak sempit atau ketat,” ungkap Dokter Arie dihadapan 100 peserta edukasi.

Adapun sesuai anjuran dokter, tutup luka dengan perban, kontrol kadar gula, sekaligus rutin memperhatikan jika terjadi tanda timbulnya infeksi segera periksakan ke dokter.

Pada akhir sesi edukasinya,  Dokter Arie menjelaskan aka derajat luka dengan skala 0 hingga 5,  yaitu :

Skala 0, luka masih belum tampak terlihat

Skala 1, kulit kaki berwarna Kemerahan

Skala 2,  Kulit tidak utuh seperti berdaging berwarna merah.

Skala 3, kulit kaki lebih dalam atau tebal, terlihat jaringan lemak berwarna kuning.

Skala 4, kulit kaki lebih dalam terlihat tendon berwarna putih mengkilap dengan tulang terlihat berwarna krem.

Skala 5, luka pada kulit terlihat tertutup oleh jaringan mati bahkan timbulnya nanah yang menutupi dasar luka. Ini merupakan tingkat kerusakan tertinggi.

Dokter Ari mengaskan, prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati amat berlaku pada luka diabetik. Kontrol gula darah dan ketahuilah ada fase dimana kadar gula darah turun dan naik. Selanjutnya, kelola stress, imbangi konsumsi dengan makanan sehat,  berolahraga teratur,  hindari merokok dan minuman beralkohol.

“Pola hidup sehat yang dianjurkan,” pungkas Dokter Arie. yang jadwal prakteknya dapat dilihat juga dengan mendownload aplikasi MySiloam. [ADVETORIAL]

Tag: