PKK Tojo Una-una Adopsi Strategi Pendanaan dan Program Pemberdayaan di Kaltim

Rombongan TP PKK Kabupaten Tojo Una-una meninjau kebun milik TP PKK Kaltim, sebagai salah satu bentuk inovasi dalam peningkatan pendapatan dan ketahanan pangan keluarga. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – TP PKK Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, melakukan studi banding ke Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai langkah strategis untuk memperkuat perencanaan dan pendanaan program kerja PKK.

Salah satu fokus utama kunjungan adalah menggali pola kerja sama lintas perangkat daerah dan lembaga nonpemerintah seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang dinilai sangat efektif membantu pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Tojo Una-una, Hajar Lawidu, diterima jajaran TP PKK Provinsi Kaltim seperti Ketua Pokja I Sri Wahyuni, beserta wakilnya Fitri Eka Dinanti dan Ketua Bidang (Kabid) I Pembinaan Karakter Keluarga Titing Qomariyati.

Diskusi berlangsung sangat interaktif dengan membahas berbagai aspek teknis terkait perencanaan, penganggaran, dan inovasi pendukung program PKK.

“Tujuan utama kami ke Kaltim adalah ingin melihat sejauh mana inovasi dan strategi program PKK dijalankan di sini. Kami ingin mengadopsi beberapa hal, terutama kerja sama lintas OPD dan juga dengan Baznas, yang bisa memperkuat program-program pemberdayaan masyarakat,” ujar Hajar Lawidu di Sekretariat PKK Kaltim jalan Muhammad Yamin, Samarinda, Senin (7/7).

Dalam diskusi, Sekretaris TP PKK Tojo Una-una Marlina Talara mengaku ingin mengetahui secara langsung bagaimana pola pendanaan PKK di Kaltim, khususnya alur anggaran yang mengalir ke desa dan kelurahan.

“Kami ingin tahu trik-trik perencanaan yang dilakukan Kaltim. Penganggarannya lewat dinas mana, apakah terbatas, dan bagaimana mekanisme hingga ke tingkat desa. Jika memungkinkan, akan kami adopsi dan bawa ke Tojo Una-una,” jelas Marlina.

Senada dengan itu, Kabid Pembangunan dan Pemberdayaan Desa DPMPD Tojo Una-una, Saghaluddinn Rumu, menambahkan bahwa penganggaran program PKK di daerahnya selama ini dilakukan dengan pendekatan bertahap dan berdasarkan kesepakatan di internal pemerintah daerah.

“Ide-ide dari semua Pokja itu diusulkan ke DPMPD, lalu dibahas dan diprioritaskan. Kadang yang diusulkan 15 kegiatan, tapi disetujui hanya sebagian. Itu biasa. Yang penting ada koordinasi dan kehendak untuk memperjuangkannya,” terangnya.

Ia menilai pendekatan sinergi di Kaltim patut dicontoh, khususnya dalam menggandeng Baznas dan lembaga nonpemerintah untuk mendukung program PKK.

Sementara itu, Ketua Pokja I TP PKK Kaltim, Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa keberhasilan program PKK di Provinsi Kaltim tidak lepas dari semangat kolaborasi dan inovasi sumber pendanaan, baik dari pemerintah maupun swadaya kader.

“Di Kaltim, dinas-dinas sudah punya program sendiri yang bisa disinergikan. Kita tinggal jalan bersama. Selain itu, kita juga punya sumber dari koperasi, PAUD, kebun, bahkan sponsorship seperti dari Puteri Muslimah. Intinya kita harus kreatif dan kompak,” beber Sri Wahyuni.

Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa membangun kelembagaan yang kuat juga menjadi kunci. Sri Wahyuni menerangkan bahwa Sekretariat PKK Kaltim bukan hanya tempat administrasi saja, tetapi juga pusat aktivitas ekonomi produktif dan edukatif.

Dengan status sebagai kabupaten pemekaran baru yang berdiri tahun 2004, TP PKK Tojo Una-una mengakui masih butuh banyak pembelajaran dan penguatan kelembagaan. Karena itu, kunjungan ke Kaltim menjadi momen penting untuk memotret langsung sistem dan praktik yang terbukti berjalan baik.

“Kami sangat terinspirasi. Gedung PKK Kaltim sangat tertata, dan sistem kerja antar Pokja dan dinas terlihat hidup. Banyak hal yang akan kami pelajari dan sesuaikan dengan kondisi daerah kami,” tambah Saghaluddinn.

Studi banding ditutup dengan tinjauan lapangan ke fasilitas PKK Kaltim dan dialog teknis lintas Pokja. Kedua pihak sepakat menjalin komunikasi lebih intensif ke depan, demi memperkuat jaringan kerja antarwilayah untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan masyarakat yang lebih mandiri.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: