
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Produk kreatif berbahan kayu asal Kalimantan Timur mulai menarik perhatian investor dalam forum investasi daerah. Salah satunya yaitu Menggeris, usaha kerajinan kayu dari Kutai Kartanegara yang mengolah limbah pohon menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Pendiri Menggeris, Iendy Zelviean Adhari, mengatakan bahwa bahan baku utama usahanya berasal dari tunggul dan banir pohon menggeris (Koompassia excelsa) yang telah mati secara alami. Ia menegaskan, proses produksi tidak melibatkan penebangan pohon hidup.
“Kami memanfaatkan tunggul satu meter ke bawah yang tersisa di tanah. Jadi tidak ada pohon yang ditebang,” ungkap Iendy saat ditemui dalam kegiatan Mahakam Investment Forum 2025 di Balikpapan.
Usaha yang berdiri sejak 2024 ini memproduksi berbagai aksesori kayu, seperti jam tangan, kacamata, dan card holder, dengan konsep ramah lingkungan. Proses desain dilakukan di Samarinda, sementara produksi berlangsung di Loa Kulu, Kutai Kartanegara.
Produk Menggeris terdiri dari tiga varian utama, yakni automatic full wood, full wood quartz, dan wood-leather hybrid, dengan harga jual antara Rp500 ribu hingga Rp6 juta. Selain itu, tersedia juga produk tambahan seperti tali jam, softcase, dan kacamata kayu yang dibanderol mulai Rp180 ribu.

Menurut Iendy, seluruh bahan baku diambil dari wilayah sekitar Kutai Kartanegara untuk memperkuat rantai pasok lokal. Produk-produk tersebut kini telah dipasarkan di galeri UMKM Balikpapan dan beberapa kota lain di Kalimantan Timur.
“Kami ingin menciptakan produk yang memiliki nilai ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
Ia menambahkan, sebagian besar konsumen Menggeris merupakan kalangan muda, terutama perempuan, yang tertarik dengan desain bergaya modern dan konsep eco-fashion.
Dalam forum investasi tersebut, Iendy juga mendorong keterlibatan investor dalam pengembangan produk lokal yang berpotensi ekspor.
Baginya, sektor ekonomi kreatif Kalimantan Timur masih membutuhkan dukungan akses informasi dan permodalan.
“Kendala utama pelaku UMKM adalah terbatasnya akses informasi mengenai pameran dan peluang ekspor. Kami berharap forum seperti ini bisa membuka jalur investasi baru,” sebutnya.
Selain menargetkan ekspor, Menggeris juga mendorong kemitraan antara industri tambang dan sektor kreatif melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Salah satu usulannya yakni reboisasi pohon menggeris yang dapat mendukung keberlanjutan bahan baku sekaligus pemberdayaan pengrajin lokal.
Pemerintah daerah dan lembaga seperti Bank Indonesia Kaltim disebut telah memberikan dukungan bagi pengembangan UMKM berbasis inovasi hijau.
Iendy berharap dukungan serupa juga datang dari investor swasta agar produk lokal berdaya saing di pasar nasional dan internasional.
“Produk kreatif berbasis lingkungan seperti ini punya potensi besar menjadi bagian dari ekonomi hijau daerah,” pungkasnya.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan
Tag: Industri Kreatif