
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sepanjang tahun 2024, produksi semangka di Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai 10.449,52 ton, mengalami peningkatan signifikan sebesar 73,28 persen atau sekitar 4.419,05 ton dibandingkan tahun 2023.
”Produksi tertinggi tercatat pada bulan Oktober dengan hasil 2.247,74 ton dari luas panen 264,85 hektar,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana dalam laporan terbarunya tentang Statistik Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan Provinsi Kalimantan Timur 2024 yang dilansir awal Agustus 2025.

”Semangka menjadi sorotan utama dengan produksi mencapai 10 ribu ton, meningkat tajam sebesar 73,28 persen dibandingkan tahun 2023,” imbuhnya.

Menurut catatan BPS, lanjut Yusniar, tiga daerah dengan produksi semangka terbesar, atau 58,26 persen dari total produksi semangka di Kaltim adalah Paser, Kutai Kartanegara, dan Samarinda.
Paser menyumbang 25,94 persen dari total produksi provinsi, dengan total 2.710,20 ton dan luas panen 316,75 hektar.
Kutai Kartanegara berada di posisi kedua dengan kontribusi 19,15 persen atau 2.000,56 ton dari lahan seluas 300,28 hektar.
Sementara itu, Samarinda mencatatkan produksi sebesar 1.376,15 ton atau 13,17 persen dari total produksi, dengan luas panen 70,50 hektar.
Pada tahun 2024, semangka, bersama mentimun, dan kangkung tercatat sebagai tiga komoditas dengan jumlah produksi tertinggi dalam kategori sayur-sayuran dan buah semusim (SBS) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Berdasarkan pantuan Niaga.Asia, harga rata-rata semangka per kilogram di Kaltim saat ini bervariasi, namun umumnya berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000, tergantung pada jenis dan kualitas semangka.
Dengan demikian, apabila produksi semangka di kaltim diuangkan, maka dari 10.000 ton semangka setahun nilainya Rp100 miliar sampai dengan Rp200 miliar per tahun.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: semangka