Satgas Pamtas Indonesia – Malaysia Serahkan Dua Anak Beruang Madu ke BKSDA Kaltara

Personil Satgas Pamtas diserahkan dua anak Beruang Madu ke petugas BKSDA Kaltara. (Foto : Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia di Kabupaten Nunukan, Yonarhanud 8/MBC Nunukan, serahkan dua ekor anak Beruang Madu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Utara (Kaltara).

“Anak Beruang Madu itu awalnya ditemukan masyarakat di kebunnya, kemudian dilaporkan ke Satgas Pamtas untuk diamankan,” kata Komandan Satgas Pamtas (Dansatgas Pamtas) Yonarhanud 8/MBC, Letkol (Arh) Iwan Hermaya pada Niaga.Asia, Kamis (01/08/2024).

Temuan Beruang Madu pertama 09 Mei 2024 dilaporkan oleh Pos Satgas Pamtas Tembalang Sebuku pada 09 Mei dan kedua disampaikan ke Pos Lumbis tanggal 09 Juli 2024. Kedua anak beruang ditemukan dalam keadaan sehat.

Sebelum diserahkan ke BKSDA Kaltara  untuk menjalani kehidupan karantina, kedua anak Beruang Madu sempat dirawat beberapa hari oleh prajurit di Mako Satgas Pamtas Jalan Fatahillah Nunukan.

“Anak Beruang Madu itu jinak, kadang kalau kita jalan-jalan di sekitar Mako Satgas, keduanya ikut dibelakang, kadang juga di gendong teman-teman, apalagi anak-anak suka lihatnya,” ujarnya.

Kesadaran masyarakat melaporkan keberadaan Beruang Madu kepada Satgas Pamtas tidak lepas dari pembinaan teritorial yang selama ini disampaikan personil kepada masyarakat terkait jenis-jenis satwa liar dilindungi oleh pemerintah.

Satgas Pamtas dalam tiap giat pembinaan teritorial memberikan pengarahan tentang hukum, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, ekonomi hingga peran masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup, termasuk hewan liar.

“Giat teritorial kita tidak sebatas larangan menyimpan senjata api rakitan, kami sering sampaikan hal-hal berkaitan dengan lingkungan hidup,” bebernya.

Selama mendapat perawatan di Mako Satgas Pamtas Nunukan, kedua anak beruang madu mengkonsumsi susu SGM menggunakan dot layaknya balita. Sedangkan untuk makanannya diberikan buah pisang.

Karena merasa aman dan nyaman, anak-anak beruang madu sering kali memperlihatkan kemanjaanya bermain dengan personel Satgas Pamtas, terkadang personel sedang olahraga di lapangan ikut dibagian barisan.

“Teman-teman senang main anak beruang ini, katanya persis boneka hidup suka manja-manja minta gendong,” terangnya.

Dengan ditemukannya anak beruang madu, Iwan Hermaya memperkirakan habitat beruang madu Kalimantan masih terdapat di hutan-hutan yang tidak jauh dari pemukiman ataupun kebun-kebun milik masyarakat.

Masyarakat perlu waspada terhadap induk-induk beruang madu karena hewan yang hidup liar di hutan rentan belantara, memiliki insting buas yang bisa bereaksi keras menyerang orang sekitarnya.

Beruang madu memiliki kuku-kuku tajam, cakarnya bisa merobek kulit kayu, makanya perlu waspada ketika bertemu hewan ini,” tutup Dansatgas Pamtas.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: