
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – PT Kalimantan Ferro Industry bangun smelter nikel di Pendingin, Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim. Proyek tersebut berizin dan mendapatkan pengawalan langsung dari Badan Koordinasi Penanaman Modal/Menteri Investasi.
“Izin investasi dari BKPM/Kementerian Investasi,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur, Puguh Harjanto menjawab Niaga.Asia, Rabu (15/03/2023).
Menurut Puguh, proyek smleter nikel di Sangasanga tersebut, termasuk proyek investasi yang sudah berizin dan memulai kegiatannya pertengahan tahun 2022 di Kaltim, bersamaan dengan realisasi investasi PT Mitra Murni Perkasa, PT Air Product East Kalimantan dan PT Borneum Internasional.
“Semuan izin investasinya dari Menteri Investasi,” ujarnya.

PT Mitra Murni Perkasa juga berinvestasi pada pabril smelter nikel, lokasinya di Balikpapan. Sedangkan PT Borneum Internasional berinvestasi pada pengolahan cangkang sawit.
“Kemudian, PT Air Product East Kalimantan berinvestasi di Sangatta, Kutai Timur pada proyek pengolahan batubara ke metahanol dengan nilai investasi Rp880 miliar. Status proyek saat ini menunggu keputusan Menkeu terkait tax holiday, atau pajak,” kata Puguh.
Smelter nikel yang dibangun PT Mitra Murni Perkasa (MMP) di Balikpapan nilai investasinya mencapai Rp 6,5 triliun. Sementara itu, smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) nilai investasinya sebesar Rp 30 triliun.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim