Syukuran HUT ke-75 Haji Muhammad Hifnie Syarkawie Bertabur Orang-orang Tua

Haji Muhammad Hifnie Syarkawie bersama putra dan putrinya dari pernikahan dengan  almarhumah Hj Noordjenah, tertua Agus Sakhlan Noviadi,  Wahyudi, Fahroni, Milda Rubianty,  Soni Rizaldi, dan Rizki Indra Hadi. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Syukuran HUT ke-75 Haji Muhammad Hifnie Syarkawie bertaburkan orang-orang tua seangkatan dengan dirinya. Syukuran pengusaha kapal dan transportasi laut, dengan bendera PT Buran Nusa Respati Grup kelahiran bantaran Sungai Karang Mumus ini, dirangkai dengan syukuran keberhasilan putranya Sony Rizaldi meraih gelar doktor di bidang hukum di Untag 1945 Surabaya dan cucunya Zulistia Salsabila mendapatkan gelar sarjana teknik di Jurusan Teknik di Universitas Mulawarman.

Selain itu dalam acara yang sama Muhammad Hifnie Syarkawie meluncurkan buku biografi yang ditulisnya sendiri berjudul; “Muhammad Hifnie Syarkawie: Perjalanan Merajut Impian di tepi Sungai Karang Mumus”, disunting  Fitri Finda Pratiwi, Adinda Novrizka V, dan Sinta Wardani,  diterbitkan PT Litera Media Tama.

“Baru kali ini ulang tahun saya diramaikan sebesar sekarang ini, tapi semuanya diurus anak-anak,” kata Muhammad Hifnie Syarkawie yang akrab dipanggil Haji Ambang.

Undangan yang hadir derasal dari berbagai lapisan masyarakat, ada Gubernur Kaltim Periode 2018-2023, DR H Isran Noor dan wakilnya H Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si, pengurus dan ketua MUI Kaltim, pengurus Persaudaraan Haji Indonesia Kaltim, DR Meiliana, rekan Haji Ambang sesama pengusaha galangan kapal dan transportasi laut yang sebagian besar juga putra daerah dari etnis China Samarinda, pengurus Yayasan Al-Misra, mantan Kadis Pendidikan Kaltim, Syafruddin Pernyata, politisi PPP dan lainnya.

Gubernur Kaltim Periode 2018-2023, DR H Isran Noor dan wakilnya H Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si, meluncurkan buku biografi yang ditulisnya sendiri berjudul; “Muhammad Hifnie Syarkawie: Perjalanan Merajut Impian di tepi Sungai Karang Mumus”. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

Menurut Haji Ambang yang alumni PGA (Pendidikan Guru Agama) Samarinda ini, syukuran sengaja dilaksanakan di kediamannya (Perumahan Sambutan Permai/Ariesco) agar ada suasana silaturrahmi terasa lebih kuat dibandingkan dilaksanakan di gedung atau hotel.

“Kalau syukuran dilaksanakan di hotel terasa kaku, terlalu formal,” ucapnya.

Suasana keakraban antar yang hadir di syukuran Haji Ambang yang memasuki usia 75 tahun, semakin terasa karena berbaur dengan teman-teman putranya  dari almarhumah Hj Noordjenah, yang semuanya sudah menunaikan ibadah haji, mulai dari Agus Sakhlan Noviadi, H Wahyudi, H Fahroni, Milda Rubianty,  Soni Rizaldi, dan Rizki Indra Hadi.

Haji Ambang adalah anak dari pasangan Muhammad Syarkawie dengan Khadijah, lahir 3 Maret 1949 di Kelurahan Karang Mumus. Haji Ambang anak kedua dari tujuh bersaudara. Keenam saudaranya adalah Imroah, Kurnia, Zulkifli, Gufransyah, Yusuf, dan Herlina.

Haji Ambang yang juga anggota DPR RI Periode 2004-2009 dari PPP, mewakili daerah Kaltim ini, menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR) No 02 di Jalan Pelabuhan (1955-1961, kemudian melanjutkan pendidikan di PGAN Samarinda (1961-1967) dan selama dua tahun bersekolah di STM Jurusan Bangunan Gedung (1965-1967). Selepas PGA, Haji Ambang sempat pula mengenyam pendidikan di IAIN Sunan Ampel pada Fakultas Tarbiyah (1968-1970).

Setahun sebelum menikahi Noordjenah dan memberinya lima  putra dan satu putri, Haji Ambang bekerja sebagai motoris di CV Rakyat, perusahaan kayu milik Jepang di kota Bontang. Kemudian dari 1976-1981 bekerja di PT Good Hope di Belayan, yang juga grup dari CV Rakyat. Antara tahun 1982-1985 melakukan usaha mandiri di bidang angkutan kayu, selanjut bekerja sama dengan PT Miramar di usaha yang sama dari 1986-1990.

Pada tahun 1987, Haji Ambang mendirikan PT Buran Nusa Respati yang bergerak di bidanh usaha pembuatan kapal cepat (speedboat), yang kemudian diikuti dengan mendirikan perusahaan pelayaran, PT Kersa Gunung Wasada, perusahaan pelabuhan PT BUran Terminal Mahakam, perusahaan air minum PT Ranam Mahakam Indonesia, dan PT Buran Samudera Pelayaran.

Selain ulet bekerja, Haji Ambang menurut Agus Sakhlan Noviadi, adalah pribadi yang tegas dan disiplin.

Syukuran HUT ke-75 Haji Muhammad Hifnie Syarkawie bertaburkan orang-orang tua seangkatan dengan dirinya, dirangkai dengan syukuran keberhasilan putranya Sony Rizaldi meraih gelar doktor di bidang hukum di Untag 1945 Surabaya  dan cucunya Zulistia Salsabila mendapatkan gelar sarjana teknik di Fakultas Teknik Unmul Samarinda. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

“Abah adalah pribadi yang tegas, waktu kecil kami kurang begitu paham. Namun setelah dewasa, saya dan adik-adik merasakan bahwa semua yang beliau ajarkan sangat berguan untuk bekal kami menjalani kehidupan,” kata Agus, anak tertua Haji Ambang.

Hadi Mulyadi dalam buku “Muhammad Hifnie Syarkawie: Perjalanan Merajut Impian di tepi Sungai Karang Mumus”, mengaku baru kenal Haji Ambang tahun 2004. Menurut Hadi, Haji Ambang adalah pribadi yang sederhana, tidak pernah ingin menonjol lewat apapun.

“Hal lain yang saya kagumi adalah sifat beliau yang pekerja keras, disiplin, dermawan, baik hati, dan mudah bergaul. Beliu juga menurunkan sifat-sifat demikian ke putra-putrinya,” ungkap Hadi.

Sekarang ini, kata Haji Ambang kepada Niaga.Asia, kesehariannya di rumah diurus cucunya secara bergantian. Pagi hingga pukul 11.00 ke pabrik pembuatan kapal dan speedboat di kampung Kajang. Setelah itu ke kantor di jalan Samosir. Setelah itu ke kantor MUI Kaltim, atau menghadiri undangan di PHI, rapat-rapat bersama pengurus yayasan keislaman yang didirikan bersama almarhum Hj Noordjenah.

“Bila ada waktu luang, saya masih ngopi ke warung kopi pelabuhan. Biasanya dari kantor (jalan Samosir) ke warung kopi bajalan batis, lebih cepat,” ungkap Haji Ambang.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan