Tampil dengan Batik Berau Bermotif Penyu, Kepala Diskominfo Kaltim Dukung Wastra Lokal

Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Festival UMKM dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 dan Rakernas X PKK Tahun 2025 pada Senin pagi (7/7) di Halaman Convention Hall Samarinda tak hanya menjadi ajang promosi kuliner dan kerajinan saja, tetapi juga menjadi panggung bagi pesona wastra Nusantara.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah batik khas Berau yang dikenakan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal. Ia tampak mengenakan batik unik bermotif penyu, simbol kearifan lokal dan kelestarian alam pesisir Berau.

Batik tersebut merupakan karya dari Galery Putri Maluang Batik, sentra batik tradisional yang berlokasi di Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Batik ini memadukan warna dominan ungu tua, biru laut, dan aksen putih. Terdapat perpaduan antara motif alur air dan ornamen bergelombang, serta gambar penyu yang digambarkan secara stilisasi.

Nuansa modern berpadu dengan kearifan lokal dari Kabupaten Berau menjadikan batik ini tampak elegan namun tetap mencerminkan budaya daerah.

“Hari ini saya pakai batik dari Berau. Ini koleksi terbaru saya dari Galery Putri Maluang Batik, Gunung Tabur. Senang aja, bahannya nyaman dan motifnya khas banget,” ungkap Faisal, ditemui usai mengunjungi stan TP PKK Kabupaten Berau.

Ketua TP PKK Berau Ny. Sri Aslinda Gamalis (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Ia mengaku telah lama menjadi penggemar batik dari berbagai daerah di Provinsi Kaltim. Faisal bahkan memiliki koleksi dari Bontang, Balikpapan, Samarinda, hingga Kutai Timur dan Paser.

“Paling banyak koleksi saya itu batik beras basah dari Bontang. Tapi tiap kota itu punya karakter masing-masing. Seperti di Bontang itu ada Butik Batik Kuntul Perak yang juga bagus banget,” tambahnya.

Kecintaan Faisal terhadap batik lokal tersebut sejalan dengan semangat yang diusung TP PKK Kabupaten Berau dalam pameran kali ini. Ketua TP PKK Berau, Sri Aslinda Gamalis, mengatakan bahwa selain menampilkan produk kriya berbahan kayu ulin daur ulang yang telah menembus pasar ekspor, mereka juga mengangkat dua produk unggulan lainnya, yakni tenun dan batik khas Berau.

“Tenun kami berasal dari Kampung Sukan, yang menjadi sentra tenun di Berau. Motif dan pewarnaannya sangat khas, beda dari tenun-tenun daerah lain. Kalau batik, alhamdulillah, dalam beberapa lomba pola batik tingkat provinsi kami pernah juara satu dan juga masuk tiga besar,” bebernya bangga.

Menurut Sri Aslinda, ketiga produk unggulan dari Berau ini, yaitu kriya kayu ulin daur ulang, tenun Kampung Sukan, dan batik khas Berau merupakan bentuk kekayaan budaya lokal yang terus dikembangkan oleh pelaku UMKM, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan TP PKK.

Dengan memadukan inovasi dan pelestarian budaya, Berau menegaskan eksistensinya sebagai salah satu kabupaten di Kaltim yang konsisten membina ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Tak hanya untuk konsumsi domestik, tetapi juga siap bersaing di pasar global.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: