
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemprov Kaltim mengandalkan tiga potensi sumber alam sebagai energi baru terbarukan (EBT) untuk mewujudkan energi bersih, sekaligus melepaskan ketergantungan pada sektor batu bara.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan di Sekretariat Daerah Kaltim, Ujang Rachmad menerangkan, tiga potensi besar pengembangan energi baru terbarukan tersebut adalah tenaga air, tenaga surya dan biomassa, yang bersumber pada perkebunan kelapa sawit atau hutan tanaman industri untuk energi.
“Kita punya potensi yang besar untuk itu. Ini perlu kebijakan dan dukungan dari pemerintah pusat, karena kebijakan dan peraturan ada di pusat,” kata Ujang, ditemui wartawan di Hotel Mercure Samarinda, Selasa 14 Oktober 2025.
Untuk menyukseskan transisi energi baru terbarukan ini, lanjut Ujang, diperlukan investor untuk berinvestasi di sektor kelistrikan energi baru terbarukan.
Selain itu, peran dari PLN juga perlu dioptimalkan untuk pengembangan energi baru terbarukan di Kaltim di masa mendatang.
“Investasi sektor tenaga listrik hijau ini akan berdampak juga untuk menarik investasi di sektor lain ke depannya,” ujar Ujang.
Diterangkan, potensi listrik hijau yang dihasilkan dari energi baru terbarukan ini tidak hanya melimpah dan berkelanjutan, namun juga menyediakan harga lebih terjangkau dibandingkan batu bara.
“Untuk itu kami provinsi Kaltim akan terus mendorong transisi ekonomi berkeadilan ini terwujud, dan pada saatnya nanti begitu batu bara habis, kita tidak terkejut. Karena, dari sisi energi kita ada penggantinya,” jelas Ujang.
Sementara, Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian PPN/Bappenas Abdul Malik Sadat Idris juga menerangkan, provinsi Kaltim memiliki cadangan energi yang sangat besar, dan menjadi modal utama bagi pembangunan industri nasional ke depannya.
“Saking berlebihannya, pemanfaatan energi di internal Kaltim dengan yang diekspor ke luar daerah masih timpang,” kata Malik.
Kondisi tersebut menjadi momentum bagi Kaltim untuk memperbaiki struktur ekonomi Kaltim, agar tidak bergantung lagi pada ekspor bahan mentah seperti batu bara dan Migas.
“Ini menjadi bahan untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan, serta berpotensi menjadi sumber ekonomi lokal,” ujar Malik.
Selain memiliki kekayaan baru bara dan Migas, Kaltim juga berdekatan dengan Kalimantan Utara yang sedang membangun listrik tenaga air (PLTA) berskala besar. Jika disinergikan, maka Kaltim bisa menjadi pusat hilirisasi berkelanjutan dan bersih untuk energi nasional.
“Kalau sumber daya energinya besar dan dipadukan dengan infrastruktur yang baik, cita-citanya Presiden soal swasembada energi dan hilirisasinya bisa diwujudkan di sini,” demikian Abdul Malik Sadat Idris.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BappenasBatu baraEnergi Baru TerbarukanEnergi HijauKaltimMigas