
NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Lahan persawahan seluas lebih dari 1.000 hektar di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, disulap menjadi lahan garapan baru guna mendukung program optimalisasi peningkatan produksi pangan nasional.
Komandan Kodim (Dandim) 0911 Nunukan Letkol Inf Tony Presetyo menerangkan, program optimalisasi lahan persawahan TNI Angkatan Darat (AD) merupakan bagian upaya dari pemerintah dalam meningkatkan produksi pertanian, dengan memanfaatkan lahan yang ada.
“Program ini kerjasama antara TNI AD dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum. Target optimalisasi di Kabupaten Nunukan seluas 3.135 hektar,” kata Tony kepada niaga.asia, Selasa 19 Agustus 2025.
Keberadaan TNI AD dalam program optimalisasi persawahan adalah sebagai pendamping, fasilitasi, pengawasan produksi serta perbaikan infrastruktur. Di mana para Babinsa ditugaskan mencari lahan sawah yang tidak efektif, untuk difungsikan lebih maksimal.
Pengoptimalisasian lahan-lahan persawahan milik masyarakat yang telah dilakukan Kodim Nunukan, mulai dari perbaikan irigasi pengairan, membuat bendungan agar air laut tidak masuk sawah, hingga terlibat langsung dalam pembukaan lahan.
“Sebagian lahan – lahan ini sudah ditanam masyarakat. Hanya saja hasilnya tidak maksimal karena berbagai persoalan mulai dari irigasi, sampai cara tanam yang kurang baik,” ujar Tony.
Lewat program ini, Pemerintah Indonesia berharap semangat bercocok para petani yang mulai memudar kembali muncul, sehingga di tahun-tahun akan datang hasil panen padi meningkat dan menjadikan tiap daerah sebagai lumbung padi.
Selama ini, lanjut Tony, kebutuhan beras di Kabupaten Nunukan sangat tergantung oleh suplai dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Ketergantungan ini dapat dihentikan ketika lahan lahan persawahan diperluas.
“Tiap 1 hektar lahan persawahan menghasilkan 5 ton gabah, jika 1.000 hektar lahan di Nunukan berfungsi dengan baik. Saya yakin Nunukan surplus beras,” sebutnya optimistis.
Terbengkalainya lahan-lahan persawahan di Kabupaten Nunukan, adalah sebuah ancaman bagi kemandirian pangan daerah, karena bagi warga Indonesia beras adalah makanan pokok yang harus tersedia.
Tony juga menjelaskan, beralihnya minat masyarakat Nunukan dari menanam padi ke usaha budidaya rumput laut yang masa panennya lebih singkat 41 hariz merupakan persoalan yang harus diwaspadai bersama.
“Kita ini orang Indonesia, beras jadi bahan pokok makan. Istilahnya, kalau belum makan nasi belum bisa dikatakan makan,” kata dia.
Program optimalisasi lahan persawahan di Kabupaten Nunukan, menyebar mulai dari Kecamatan Nunukan, Sebatik, Sebuku Lumbis, Sembakung hingga Kecamatan Krayan dengan beras Adan.
Setiap kecamatan memiliki luasan persawahan berbeda-beda, dengan jadwal penanaman dimulai antara September atau Oktober 2025. Lahan-lahan yang sebelumnya ditutupi ilalang telah siap untuk mendukung Kabupaten Nunukan sebagai daerah swasembada beras.
“Kita di Nunukan fokus ke beras dulu. Untuk hasil panen padi nantinya semua dibeli oleh Bulog Tarakan,” sebut Tony.
Program optimalisasi persawahan Nunukan akan terus berlanjut hingga mencapai target 3.135 hektar. Saat ini sejumlah lahan sawah di Kecamatan Krayan, telah masuk dalam sasaran optimalisasi dengan luasan sekitar 2.000 hektar.
“Lahan persawahan di Krayan masih cukup luas dengan sistem tanam organik menggunakan pupuk dari kotoran kerbau,” demikian Tony.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi
Tag: Berasberas adanKaltaraKetahanan PanganNunukanPanganTNITNI AD