Ulos, Benang Tradisi Penjalin Harapan

Foto Bank Indonesia

Di tepian Danau Toba yang memesona, ada kisah yang tak kalah indah dari lanskap alamnya. Bukan sekadar cerita tentang kain, melainkan tentang warisan budaya, keringat perempuan tangguh, dan mimpi yang dirangkai seteliti helai demi helai benang.

Dame Ulos, UMKM asal Tapanuli Utara​, yang merupakan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, lahir dari dorongan untuk menghidupkan kembali ulos Batak Toba, kain tradisi yang sarat makna, sekaligus menjadikannya sumber kehidupan bagi banyak keluarga.

Kata “dame” berarti damai. Dan itulah yang mereka anyam, damai dalam melestarikan budaya, damai dalam memberdayakan perempuan, dan damai dalam memberi napas baru bagi tradisi agar tidak pudar dimakan zaman. Namun, perjalanan mereka bukan tanpa tantangan. Mulai dari menurunnya minat generasi muda terhadap tenun tradisional, hingga keterbatasan akses pasar.

Kreasi yang Lahir dari Kepedulian 

Awalnya, pendiri Dame Ulos, Renny Katrina Manurung, hanya ditemani segelintir penenun di Silindung, Tarutung. Modal utamanya adalah kemauan, keterampilan warisan leluhur, dan semangat untuk menghidupkan kembali motif-motif kuno seperti “Simarsungsang Marjungkit” dan “Sadum Na Gok” yang nyaris terlupakan.

Revitalisasi motif lama menjadi unique selling point mereka, bahkan diperkaya dengan penemuan kembali pewarna alam khas Batak seperti marsigira, yang merupakan teknik pewarnaan menggunakan lumpur yang ramah lingkungan, sejalan dengan tren global sustainable fashion.

Lebih dari itu, digitalisasi juga mereka jalankan dengan aktif berjualan di berbagai platform dan marketplace, termasuk dengan strategi live shopping. Berkaitan dengan hal ini, Bank Indonesia turut hadir memberikan dukungan berupa capacity building agar para penenun tak hanya menguasai teknik tenun, tetapi juga memahami pengelolaan usaha, kualitas produksi, dan strategi pemasaran.

Menembus Pasar Lewat Panggung Kreatif

Pintu dunia mulai terbuka sejak 2018, ketika Dame Ulos mengikuti pameran tekstil di India, Tiongkok, Singapura, dan Malaysia yang diselenggarakan oleh World Craft Council. Partisipasi ini memperkuat jaringan internasional dan menguji daya saing produk mereka di pasar global. Puncaknya pada 2022, Dame Ulos meraih Juara 1 Eco Global Fashion Textile di New York yang diselenggarakan Agaati Foundation, sebuah pengakuan internasional atas komitmen mereka pada keberlanjutan, kreativitas, kualitas, dan nilai budaya.

Bank Indonesia, lewat Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan berbagai pameran internasional  mendukung UMKM seperti Dame Ulos untuk terus memperluas pasar, sekaligus memperkenalkan narasi positif tentang ekonomi kreatif Indonesia di kancah global. Selain itu, Bank Indonesia juga memberi dukungan dengan memfasilitasi transaksi non-tunai, seperti QRIS, agar pemasaran di pameran maupun marketplace menjadi lebih mudah dan aman.

Bersamaan dengan itu, lonjakan permintaan mulai terasa. Pembeli dari luar negeri mulai melirik, bukan hanya karena keindahan ulos, tetapi juga karena cerita di baliknya, cerita tentang pemberdayaan 200 lebih perempuan penenun, cerita tentang menjaga warisan, cerita tentang menciptakan masa depan dari tradisi.

Benang yang Merangkai Harapan

Bagi Dame Ulos, setiap kain yang dihasilkan bukan hanya produk, melainkan cerita. Mereka aktif mengedukasi filosofi motif ulos kepada publik, mengadakan workshop tenun dan pewarnaan alami, hingga memberdayakan generasi muda desa untuk ikut melestarikan tradisi ini. Ada kisah seorang ibu yang bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dari hasil menenun. Ada pula anak muda yang kembali tertarik belajar tenun setelah melihat ulos tampil elegan di panggung mode internasional.

Bank Indonesia memandang kisah seperti ini sebagai bukti nyata bahwa penguatan sektor UMKM adalah investasi masa depan. Melalui kebijakan mendorong digitalisasi, peningkatan literasi keuangan, hingga akses pembiayaan berbunga ringan, BI memastikan pelaku UMKM seperti Dame Ulos mampu bertahan di tengah persaingan. Pemerintah daerah pun mendukung melalui promosi pariwisata berbasis budaya, sehingga tenun ulos menjadi bagian tak terpisahkan dari paket wisata Danau Toba.

Jejak Inspirasi untuk UMKM Nusantara

Perjalanan Dame Ulos menunjukkan bahwa kreasi bukan sekadar soal mencipta hal baru, tapi juga merawat yang lama agar tetap relevan. Bahwa tradisi bisa berdialog dengan modernitas, dan budaya bisa menjadi pintu ekonomi yang inklusif. Peran sinergis antara pelaku usaha, pemerintah, dan Bank Indonesia menjadi salah satu kunci. Mulai dari pelatihan, promosi, pembiayaan, hingga digitalisasi transaksi.

Kini, Dame Ulos berdiri sebagai simbol bahwa UMKM daerah mampu menembus batas jika diberi ruang tumbuh dan didampingi dengan tepat. Setiap helai ulos yang mereka hasilkan adalah undangan untuk mengenal lebih dekat warisan Batak Toba, sekaligus ajakan untuk ikut menjaga agar budaya ini tetap hidup.

Merajut Warisan, Menggandeng Masa Depan

Di tengah derasnya arus globalisasi, kita punya pilihan, antara membiarkan tradisi memudar, atau ikut menguatkannya dengan dukungan nyata. Dame Ulos telah membuktikan bahwa budaya tak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang dan memberi manfaat ekonomi luas jika dikelola dengan kreasi dan sinergi.

Bersama, kita bisa memastikan setiap benang tradisi tetap terjalin kuat dalam kain kebanggaan bangsa, karena dalam setiap karya, kita terajut menjadi satu Indonesia.

Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia

Tag: