Varian Delta atau Omicron, Sampel ABK Vietnam di Samarinda Dikirim Sabtu

Laboratorium PCR di UPTD Labkesda Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda saat diresmikan Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, Selasa (2/6/2020). Pemeriksaan WGS tidak bisa dilakukan di Samarinda melainkan dikirim ke Kemenkes di Jakarta. (Foto : dok/istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menjadwalkan mengirim sampel 20 ABK Vietnam positif COVID-19 pada Sabtu (11/12) besok. Tujuannya untuk memastikan jenis varian COVID-19 delta atau varian omicron.

Sejauh ini dari tracing kontak kedua ABK Vietnam, belum ditemukan kasus konfirmasi baru. Termasuk petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda, yang melakukan pemeriksaan di atas kapal.

Dua ABK Vietnam bergejala sesak nafas itu kini dalam perawatan isolasi COVID-19 dan tenaga medis di RSUD AW Sjachranie Samarinda.

“Hasil tracing contact, sampai sekarang tidak ada kasus tambahan. Meski petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap, secara rutin kami pantau dan diambil sampel PCR, termasuk dari petugas KKP. Hasilnya negatif,” kata Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin, dalam sesi tanya jawab saat konferensi pers di kantornya, Jumat (10/12).

Solihin menerangkan, untuk mengetahui kepastian varian COVID-19 dari 20 ABK berkewarganegaraan Vietnam itu, baik delta ataupun omicron, memerlukan waktu tidak sebentar.

Kronologi 20 ABK Vietnam Positif Corona, 2 Dirawat di RS Samarinda

“Soal varian apa, tim Dinkes Kalimantan Timur mengambil sampel WGS (whole-genome sequencing) untuk membuktikan itu masuk varian apa. Tidak bisa diperiksa di Samarinda, melainkan dikirim ke Jakarta. Mudah-mudahan tidak masuk varian baru (Omicron),” ujar Solihin.

“Memakan waktu cukup lama untuk penentuannya. Dengan pengiriman WGS, kita akan minta Kemenkes untuk mempercepat hasilnya,” tambah Solihin.

Untuk lebih lebih memastikan, Niaga Asia menanyakan status vaksinasi 22 ABK MV VTO itu. Hasilnya mengejutkan, hanya dua ABK yang sudah divaksinasi COVID-19.

“Dari 22 ABK, yang divaksinasi baru dua orang, yang dosis lengkap baru satu orang. Dengan status vaksinasi itu kita tidak bisa memilih siapa yang boleh masuk siapa yang tidak,” ungkap Solihin.

Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin (tengah) bersama Kabid P2P Dinkes Kaltim Setyo Basuki saat konferensi pers di kantor KKP Kelas II Samarinda, Jumat (10/12) (Foto : Niaga Asia)

Dijelaskan Solihin, memang, warga asing masuk Indonesia harus memenuhi syarat vaksinasi dan PCR negatif serta wajib masuk karantina.

“Tapi mereka ini bukan pendatang masuk ke Indonedia. Mereka WNA (Warga Negara Asing) yang ada di kapal, bekerja di alat angkut. Secara kuantitas kalau tidak salah Vietnam masuk urutan 7 dunia negara kasus harian COVID-19 terbanyak. Itu kita khawatirkan secara kuantitas. Kita berdoa setelah WGS dikirimkan, hasilnya keluar, mudah-mudahan jangan omicron,” terang Solihin.

Kembali ditanya Niaga Asia, Solihin merevisi pernyataan sebelumnya yang menyebutkan kapal berbendera Vietnam itu tujuan ke Samarinda.

“Tujuan ke Muara Berau. Tidak ingin masuk ke pelabuhan Samarinda dengan maksud pengisian batubara. Jadi kapal dalam keadaan kosong, jadi tidak masuk pelabuhan Samarinda. Melainkan di Pelabuhan Tiga Bersaudara di Muara Berau,” jelas Solihin lagi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim Setyo B Basuki menambahkan, rencananya memang sampel WGS dikirim hari ini namun belum bisa direalisasikan.

“Dari kemarin sudah siap. Hari ini tidak ada kargo. Ini masalah transportasi. Sampel ini kan tidak bisa dikirim lewat alat angkut penumpang melainkan harus dengan kargo. Jadi besok baru dikirim,” demikian Basuki.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: