Wamendag Roro Sampaikan ke Diaspora tentang Pentingnya Eksplorasi Produk Indonesia

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti melakukan pertemuan dengan perwakilan Diaspora Indonesia di Auckland, Selandia Baru, Minggu (29 Juni). Pertemuan ini mengawali kunjungan kerja Wamendag RI ke Selandia Baru pada 29 Juni – 2 Juli. (Foto Kemendag/Niaga.Asia)

AUCKLAND.NIAGA.ASIA – Upaya memperkuat ekspor ke berbagai negara di dunia terus dilakukan Kementerian Perdagangan. Dalam pertemuan dengan Diaspora Indonesia di Selandia Baru, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mendorong pelaku usaha Indonesia untuk terus melakukan eksplorasi terhadap produk Indonesia yang dapat dipasarkan di Selandia Baru sebab, masih banyak produk Indonesia, termasuk dari usaha kecil dan menengah (UKM), yang potensial diterima dengan baikoleh masyarakat Selandia Baru.

Wamendag Roro mengungkapkan hal tersebut di hadapan perwakilan Diaspora Indonesia di Selandia Baru yang berlangsung di Auckland, Minggu malam (29/6). Turut hadir mendampingi Wamendag Roro yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur (PEPM), Deden Muhammad Fajar Shiddiq.

“Kami mengapresiasi peran aktif para peserta sebagai mitra strategis dalam memasarkan produk unggulan Indonesia ke pasar Selandia Baru selama ini. Kendati demikian, ke depan, mari kita terus mengeksplorasi potensi produk Indonesia lainnya,” terang Wamendag Roro.

Adapun beberapa produk yang dinilai masih dapat lebih dieksplorasi potensinya dan sesuai dengan pasar Selandia Baru yaitu produk makanan dan minuman olahan, produk agrikultur dan perkebunan, dan usaha jasa logistik, baik untuk sektor Business to Consumer(B2C) maupun sektor Business to Business(B2B).

Menurut Wamendag Roro, Indonesia memiliki banyak produk berkualitas tinggi dan banyak yang telah memiliki sertifikat yang disyaratkan untuk ekspor.

“Diperlukan strategi dan komitmen kolaboratif berbagai pihak untuk menjadikan produk Indonesia kian kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor industri di Selandia Baru,” tegas Wamendag Roro.

Lebih lanjut, Wamendag menjelaskan bahwa saat ini, Indonesia merupakan negara pemasok peringkat ke-14 di Selandia Baru. Sementara dari segi kinerja ekspor Indonesia, Selandia Baru berada di peringkat ke-36 sebagai negara mitra terbesar Indonesia. Ini bermakna bahwa terdapat masih banyak peluang yang perlu dieksplorasi dan digarap oleh Indonesia.

Wamendag menjelaskan bahwa pelaku usaha dapat memanfaatkan sepenuhnya perjanjian perdagangan yang sudah ada, seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area(FTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

“Pelaku usaha dan komunitas bisnis kedua negara dapat mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian perdagangan yang ada. Selain itu, diharapkan adanya komitmen bersama menggali potensi yang belum tergarap dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Wamendag Roro.

Ning Wicaksono, salah satu importir produk biskuit menyatakan bahwa potensi pasar biskuit di Selandia Baru masih terbuka lebar. Saat ini, banyak biskuit dengan jenama lokal di Selandia Baru yang diproduksi di Indonesia.

Pertemuan ini berlangsung di Truth and Dare Coctail Bar milik Yovinsius, salah satu Diaspora Indonesia yang juga rutin menjadi buyer produk Indonesia di Selandia Baru. Ia menyatakan harapan adanya fasilitasi dari Kementerian Perdagangan untuk diadakannya promosi kuliner Indonesia serta diupayakannya dukungan logistik untuk menekan harga jual di pasar.

“Beberapa masukan yang telah disampaikan dalam pertemuan ini menjadi catatan kami. Harapannya, kita dapat berkontribusi bersama meningkatkan kinerja ekspor Indonesia, salah satunya dengan Selandia Baru ini,” tutup Dirjen Puntodewi.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: