
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nama Indonesia kembali berkibar di panggung dunia melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an. Dua qari muda Indonesia, salah satunya asal Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Yasin Al-Bar, berhasil menembus babak final Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional King Abdul Aziz yang digelar di Masjidil Haram, Arab Saudi.
Wakil Gubernur Seno Aji, yang beberapa waktu lalu turut mendampingi Yasin Al-Bar, binaan LPTQ Provinsi Kaltim mengikuti kompetisi ini menyampaikan rasa syukurnya atas capaian yang diperoleh oleh Yasin Al-Bar yang baru berusia 15 tahun.
“Alhamdulillah, kemarin saya juga sempat mendampingi saudara Yasin, putra Samarinda berusia 15 tahun dengan lafadz Qur’an yang sangat baik. Dan alhamdulillah, masuk final dari ratusan peserta. Sekarang kita tinggal menunggu hasilnya, mudah-mudahan bisa menang,” ungkapnya pada Sabtu pagi (16/8) di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Kaltim jalan Milono, Samarinda.
Sementara itu, Pelatih LPTQ Provinsi Kaltim, Ustaz Fuad Fansuri, menjelaskan bahwasanya, kompetisi tahun ini memecahkan rekor jumlah peserta. Tercatat 179 peserta dari 128 negara ambil bagian, terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan di Arab Saudi.
“Indonesia mengutus dua peserta, yakni Yasin Al-Bar (30 juz) asal Kaltim dan Bayu Wibisono Damanik (15 juz) asal Riau. Alhamdulillah, keduanya berhasil lolos babak final yang digelar langsung di Masjidil Haram, tepat di area perluasan,” jelasnya.
Menurutnya, suasana di Masjidil Haram begitu khidmat ketika para peserta membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Pasalnya, bacaan Qur’an yang dilantunkan para finalis seakan-akan menggema dan menyatu dengan kemegahan Masjidil Haram yang menjadi pusat ibadah umat Islam sedunia.
“Vibes-nya MasyaAllah. Qur’an dibacakan di tempat turunnya wahyu. Saya lihat sendiri betapa nama Indonesia harum di ajang ini. Banyak yang kagum memberi jempol, bahkan minta foto, termasuk para petugas kebersihan Masjidil Haram yang ikut menyaksikan,” tambahnya.
Ia juga menceritakan momen mengharukan ketika salah satu dewan hakim menepuk pundak Yasin sambil tersenyum kagum seraya berkata ‘MasyaAllah’.
“Mungkin karena usianya baru kelas 3 MTs di Samarinda, tapi sudah mampu menjawab hafalan 30 juz dengan indah. Tentunya ini menjadi kebanggaan tersendiri,” terangnya.
Setelah final, Yasin bersama keluarga beserta tim pendamping melaksanakan umrah. Fuad merasa momen ini tidak terlupakan. Bahkan, ada cerita lain yang membuatnya semakin bangga.
“Salah satu panitia sempat duduk di samping saya, tanya asal saya, saat saya jawab dari Indonesia, ia berkata bahwa ‘Orang Indonesia adalah orang yang paling baik di dunia. Paling lembut, tertib, dan taat aturan saat haji dan umrah.’ Bahkan di tanah suci, adab bangsa kita jadi kebanggaan,” tuturnya.
MTQ Internasional King Abdul Aziz dikenal sebagai ajang paling bergengsi dengan hadiah bernilai fantastis. Juara pertama cabang tafsir, misalnya, mencapai Rp2 miliar.
Rincian hadiah masing-masing cabang lomba (kurs Rp4.400 per riyal):
1.Cabang hapalan 30 Juz dengan Qira’at, diantaranya; juara 1 – Rp2,2 miliar; juara 2 – Rp1,98 miliar; dan juara 3 – Rp1,76 miliar.
2.Cabang hapalan 30 Juz dengan Tafsir, diantaranya; juara 1 – Rp1,32 miliar, juara 2 – Rp1,21 miliar; dan juara 3 – Rp1 miliar.
3.Cabang hapalan 30 Juz, diantaranya; juara 1 – Rp880 juta; juara 2 – Rp836 juta; juara 3 – Rp792 juta; juara 4 – Rp748 juta; dan juara 5 – Rp704 juta.
4.Cabang hapalan 15 Juz, diantaranya; juara 1 – Rp660 juta; juara 2 – Rp616 juta; juara 3 – Rp572 juta; juara 4 – Rp528 juta; dan juara 5 – Rp506 juta.
5.Cabang hapalan 5 Juz (khusus para peserta Negara Non-OKI), diantaranya; juara 1 – Rp286 juta; juara 2 – Rp264 juta; juara 3 – Rp242 juta; juara 4 – Rp220 juta; dan juara 5 – Rp198 juta.
“Semua peserta juga mendapat uang saku sebesar Rp22 juta,” bebernya.
Namun, Fuad menegaskan bahwa keberkahan dan kehormatan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di Masjidil Haram benar-benar jauh lebih berharga dibanding hadiah materi.
“Berita ini mungkin tidak akan viral di negara kita, Indonesia. Padahal ini panggung dunia yang mengibarkan bendera Indonesia tanpa adanya sorak sorai stadion, tanpa konvoi, dan tanpa sound horeg, hanya dengan lantunan ayat suci. Menjelang 17 Agustus, inilah bentuk kemerdekaan sejati, memuliakan Kalamullah,” tegasnya.
Sesuai jadwal panitia, seluruh peserta finalis akan diajak ziarah ke museum, perpustakaan, dan tempat bersejarah di Kota Mekkah pada Jumat (15/8) setelah salat Jumat. Kemudian dilanjutkan perjalanan ke Madinah pada Sabtu (16/8).
Penutupan resmi ajang MTQ Internasional ini akan digelar pada Rabu (20/8) malam waktu Arab Saudi.
“Kini, kami menanti hasil resmi kompetisi, dengan harapan besar agar Yasin Al-Bar dan Bayu Wibisono Damanik dapat membawa pulang gelar juara serta mengharumkan nama bangsa di kancah internasional,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: MTQ Internasional