34 Nakes Berau Terima Suntikan Vaksin Booster Moderna

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, menjadi perwakilan nakes pertama yang menerima vaksin booster Moderna, di kantor Dinkes Berau, Jalan Mawar, Kamis (19/8/2021). (foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA–Pemberian vaksin booster (penguat) agar tak terpapar Covid-19 bagi tenaga kesehatan (nakes)  di Berau telah dimulai, sesuai instruksi Menkes. Sebanyak 34 nakes dari Dinkes Berau dan Puskesmas Kampung Bugis, mendapat suntikan vaksin booster Moderna, di kantor Dinkes Berau, Jalan Mawar, Kamis (19/8/2021).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi,  vaksin booster yang diberikan kepada nakes hari ini memang sangat terbatas. Alasannya, untuk melihat bagaimana efek bawaan atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), usai mendapatkan suntikan.

“Vaksin booster ini diberikan hanya untuk nakes terutama yang bertugas di faskes. Diberikan hari ini karena mendengar daerah lain seperti Balikpapan dan Kukar sudah melakukan terlebih dahulu. Efek yang dirasa berupa demam dan sakit kepala. Kita lihat dulu bagaimana efeknya di nakes kita, makanya kita berikan secara bertahap atau bergantian,” jelas Iswahyudi.

Pemberian vaksin booster tidak bisa dilakukan sekaligus kepada  4 ribu nakes di Berau (meliputi nakes bekerja di faskes negeri maupun swasta). Tujuannya menghindari adanya KIPI yang berat. Apabila ada nakes yang drop setelah dapat booster, maka aktivitas operasional pelayanan masyarakat bisa tetap berjalan, digantikan oleh nakes yang belum mendapatkan booster.

“Usai pemberian booster ini, kita sambil pelajari kondisinya seperti apa. Besok atau lusa baru diikuti pemberian vaksin booster Puskesmas lain di seluruh Kabupaten Berau dan rumah sakit. Untuk dosisnya hanya sekali suntik, karena fungsi dari vaksin ini untuk penguat kerja vaksin tahap I dan II  (Sinovac) yang didapat sebelumnya,” tambahnya.

Kriteria penerima vaksin booster nakes pun tidak bisa sembarangan. Hanya nakes yang sudah menerima vaksin lengkap (suntikan tahap I dan II) yang dapat diberikan suntikan booster. Selain itu, jarak pemberian booster juga minimal 3 bulan setelah suntikan vaksin dosis kedua.

“Karena kalau sebelum 3 bulan terus menerima booster, maka sertifikatnya tidak akan bisa keluar. Jadi, kita cek dulu di PCare (primary care) vaksinasi apakah sudah keluar semua sertifikat pertama dan kedua, barulah bisa diberikan booster,” pungkas Iswahyudi.

Sebagai informasi, di awal Agustus lalu Indonesia menerima hibah vaksin Moderna sebanyak 3,5 juta dosis dari pemerintah AS. Vaksin yang tiba merupakan tahap ke-32 hasil kerjasama multilateral dengan skema COVAX Facility. Sebelumnya, Indonesia telah menerima 4,5 juta dosis vaksin dari AS dalam dua tahap. Tahap pertama 3 juta dosis dan tahap kedua 1,5 juta dosis, total yang diterima sebanyak 8 juta dosis vaksin Moderna.

Penulis: Rita Amelia I Editor: Intoniswan

Tag: