40 Kawasan di Samarinda Terendam Banjir Imbas Hujan Lebat

Tim reaksi cepat (TRC) BPBD Samarinda yang diturunkan di kawasan Sungai Pinang Samarinda, Minggu 29 September 2024. (Foto BPBD Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda mencatat lebih 30 kawasan di Samarinda terendam banjir hingga ketinggian air hingga 40 cm imbas hujan lebat lebih dua jam sejak pukul 13.30 Wita, Minggu 29 September 2024 siang.

Kepala BPBD Samarinda Suwarso mengatakan, berdasarkan pantauan BPBD Samarinda pada pukul 16.00 Wita sore ini, sekitar 40 titik kawasan terendam banjir.

Kawasan terendam banjir itu antara lain di Lempake, Jalan Perjuangan, Jalan Pramuka, Jalan Abdul Wahab Sjahranie IV, Jalan KH Wahid Hasyim II, Jalan Ir H Juanda, serta Jalan HM Ardans.

Selain itu juga Jalan KH Samanhudi, Mugirejo, Jalan Giri Mulyo Lempake, Citanduy Tanah Merah, Serayu Tanah Merah, Simpang Gunung Kapur di Samarinda Utara, serta simpang tiga kebun agung Samarinda Utara.

“Tinggi permukaan air rata-rata 20 cm hingga 40 cm Alhamdulillah untuk korban atau bencana lainnya seperti tanah longsor dan pohon tumbang nihil,” kata Suwarso, dikonfirmasi niaga.asia.

Suwarso menerangkan, banjir yang menggenangi beberapa titik di Samarinda ini dipastikan berangsur surut dalam 1-3 jam kemudian.

“Saat ini kita sudah menurunkan tim reaksi cepat BPBD Samarinda sebanyak 4 orang yang memantau dan berjaga di banyak tempat, untuk memantau keadaan titik genangan air, dan berjaga-jaga jika ada warga yang membutuhkan bantuan,” terang Suwarso.

Banjir di kawasan flyover Jalan Ir H Juanda, Minggu 29 September 2024 (istimewa)

Salah satu pengguna jalan, Ackwan Hanafi, 38 tahun, terjebak banjir di kawasan bawah Flyover di Jalan Ir H Juanda sejak pukul 14.35 Witam

“Motor saya kebanjiran di bawah flyover. Banjirnya sangat dalam sampai mengakibatkan motor saya mogok,” kata Hanafi dihubungi niaga.asia.

Menurut Hanafi, banjir di kawasan Flyover Juanda memang sudah menjadi langganan setiap kali hujan lebat mengguyur Samarinda. Imbasnya, kemacetan parah terjadi di sekitar Perpustakaan Daerah Kaltim.

“Macetnya parah banget. Apalagi pas di depan perpustakaan daerah. Saya sampai terlambat ketemu teman saya yang dari Balikpapan datang ke Samarinda,” ujarnya.

Hanafi berharap pemerintah terkait segera mengambil tindakan untuk meminimalisir masalah banjir yang sudah berulang kali terjadi, seperti di bawah flyover itu.

“Seharusnya pemerintah mencari solusi untuk menyalurkan air dan membuat saluran air yang modern agar bisa dipercepat surutnya. Memang banjir ini tidak bisa kita lawan, karena kejadian alam. Tapi kita bisa kendalikan,” sebut Hanafi.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: