
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim melihat potensi 82 masjid yang dikelola Muhammadiyah Kalimantan Timur (Kaltim) untuk membantu penanganan dan penurunan angka stunting di Kaltim.
Upaya pengendalian stunting ini tentunya dengan melibatkan badan amal usaha Muhammadiyah, dalam menyiapkan makanan ke masing-masing masjid bagi masyarakat, khususnya anak dengan kategori stunting dari keluarga tidak mampu.
Akmal menerangkan sebanyak 82 masjid itu dapat diberdayakan menjadi wadah anak-anak untuk makan bergizi setiap harinya.
Dengan adanya makan bergizi di masing-masing masjid, menurutnya upaya ini berpotensi menurunkan angka stunting di Kaltim yang mencapai 22,8 persen.
“Kita perlu menggagas program penanganan stunting berbasis rumah ibadah. Andaikan 82 masjid bisa menangani 100 anak aja, sudah 8.000 anak dengan kategori stunting di tangani,” kata Akmal di Kampus Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Jalan Ir H Juanda, Samarinda, Jumat 7 Februari 2025.
Selain penanganan stunting, keterlibatan lembaga masjid Muhammadiyah ini juga menjadi upaya penyelesaian permasalahan kemiskinan ekstrem di Kaltim.
Selain itu, Akmal juga melihat potensi perguruan tinggi UMKT yang setiap tahunnya meluluskan ratusan sarjana program studi geologi lingkungan.
Akmal melihat para ratusan lulusan itu dapat bergabung dan bekerja sama dengan pemerintah untuk penanganan reboisasi sekitar 5.400 hektare lahan eks tambang di Kaltim.
“Lulusan UMKT ini menjadi aset bangsa dan aset pemerintah Kaltim. Karena itu kita perlu berdayakan dalam upaya reboisasi eks tambang,” demikian Akmal Malik.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Akmal MalikKaltimMuhammadiyahStunting