841 Desa di Kaltim Bakal Nikmati Internet Gratis, Konsepnya Lagi Disusun

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kaltim Puguh Harjanto (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Provinsi Kaltim saat ini sedang menyusun program Internet gratis yang menjadi salah satu program unggulan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud.

Internet gratis itu rencananya hadir di 841 desa di Kaltim, sehingga mempermudah konektivitas dan akses informasi bagi masyarakat di pedesaan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim Puguh Harjanto mengatakan saat ini tim transisi 100 hari kerja Gubernur mulai membahas terkait mekanisme pelaksanaan program internet gratis ke 841 desa itu.

“Teknisnya nanti ada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) yang menjadi leading sektornya. Nanti kita dari DPMPD menentukan titik lokasi khususnya di masing-masing desa,” kata Puguh, di Gedung Olah Bebaya Lamin Etam Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin 10 Maret 2025.

Puguh menjelaskan sebenarnya saat ini seluruh desa sudah bisa mengakses internet. Namun akses internet yang didapatkan dimasing-masing desa belum lancar sepenuhnya.

“Sebenarnya tahun 2024 seluruh desa sudah tercover internet dengan Starlink (layanan internet satelit). Namun beberapa desa masih ada yang blank spot (wilayah yang tidak memiliki akses komunikasi dan informasi) meski sudah bisa akses internet,” ucapnya.

Dengan adanya internet gratis dan kecepatan jaringan yang memadai melalui program Gratis poll ini, Puguh optimistis internet gratis ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perkembangan desa, serta mendukung program desa digital

Selain itu, lanjut Puguh, Pemprov Kaltim tahun ini juga akan membangun Creative Hub, untuk bisa mengangkat potensi di 841 desa dan juga memfasilitasi penjualan produk desa hingga ke pasar ekspor.

“Target kita tahun 2025 ini membangun 841 kreatif hub,” terangnya.

Program kreatif hub ini akan diterapkan melalui beberapa skema tematik, seperti desa wisata, desa ekspor, dan desa devisa.
Dengan konsep ini, setiap desa dapat fokus pada keunggulan masing-masing untuk meningkatkan perekonomian secara mandiri dan berkelanjutan.

“Untuk mengembangkan potensi dan nilai ekspor tersebut, tentunya dibutuhkan akses internet yang memadai. Itu sangat penting untuk membantu mengembangkan ekonomi inklusif (pertumbuhan ekonomi) desa,” demikian Puguh Harjanto

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: