Kemarau

Cerpen Karya: Efrinaldi

Salat istisqa. (Foto Efrinaldi)

Sudah empat bulan kemarau di kampung kami. Banyak sawah kering, tidak bisa ditanam. Mata air sumber air PAM pun menyusut airnya sehingga air PAM mengalir kecil.

“Mungkin kita banyak dosa, sehingga kemarau melanda,” kata kepala desa di jamaah salat Jumat di masjid.

“Kalau begitu marilah kita bertobat,” kata salah satu jemaah.

“Iya, marilah kita bertobat!” imbuh kepala desa.

“Sebaiknya kita salat minta hujan!” usul seorang jamaah.

“Usul yang bagus. Baiklah kita rencanakan,” kata kepala desa.

“Sebaiknya secepatnya,” kata seorang jamaah.

“Baiklah kita adakan hari Kamis depan. Diadakan di lapangan rumput desa,” kata kepala desa.

“Jam berapa sebaiknya?” sela jamaah.

“Bisa pagi atau sore,” kata kepala desa.

“Baiknya pagi, sebelum orang pergi bekerja. Kalau sore dikhawatirkan sepi orang yang ikut sebab banyak yang belum pulang kerja,” kata seorang jamaah.

“Baiklah, kita adakan jam delapan pagi,” kata kepala desa.

*

Aku pergi salat istisqa di lapangan rumput kampung. Aku pergi jam 07.45 dari rumah. Lima menit saja aku sudah sampai di lokasi. Sudah banyak orang datang. Jam 08.10 salat istisqa ditegakkan. Dihadiri sekitar dua ratus orang. Terpanjat doa pada Allah swt. agar hujan turun.

Aku pulang. Istriku bilang, “Sawah kita yang kekeringan itu akan ditanami cabe saja. Kalau cabe masih bisa ditanam sebab tidak terlalu butuh banyak air.”

“Apa masih ada air tanahnya?” tanyaku.

“Masih, sebab kan masih ada air dari mata air di pinggang bukit walau tidak sebesar dulu lagi,” jelas istriku.

Aku memang melihat banyak orang menanam cabe, timun, dan terung di lokasi dulunya sawah. Tanaman itu bisa tumbuh dengan air lebih terbatas tidak seperti padi yang membutuhkan air yang banyak untuk tumbuh baik.

Itulah keterbatasan kampung kami yang berada di pinggang bukit. Air sawah tergantung curah hujan. Selain air hujan ada memang air dari mata air yang disalurkan melalui selokan-selokan. Tetapi kalau musim kemarau air itu menyusut sehingga tidak mencukupi lagi mengairi sawah.

Pengairan melalui bendungan tidak memungkinkan sebab berada di ketinggian, di pinggang bukit. Mungkin cara modern bisa dilakukan yaitu membuat hujan buatan. Tapi itu tidaklah mudah urusannya bagi orang kampung kami.

Tag: