Akmal Malik: Berwisata ke Pulau-pulau di Berau Tidak Mahal Kalau Berombongan

Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik dalam acara Coffe Morning bincang-bincang tentang Pariwisata dan Tambang Ilegal dengan wartawan di VVIP Rumah Jabatan, pagi ini, Rabu (29/5/2024). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Setelah bertugas di Kalimantan Timur (Kaltim) delapan bulan lebih dan berkeliling ke berbagai daerah, terkahir ke Bidukbiduk, Kabupaten Berau, Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik mengaku menemukan banyak destinasi wisata belum digarap optimal, baik fisiknya maupun informasinya, termasuk kolaborasi antar OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dalam mengembangkannya belum mantap, belum saling menopang antara pemerintah dengan pelaku usaha dan kelompok-kelompok sadar wisata.

Demikian terungkap dari acara Coffe Morning PJ Gubernur Kaltim, Akmal Malik dengan wartawan di VVIP Rumah Jabatan Gubernur, Rabu pagi (29/5/2024).  Tema Coffe Morning Bincang-bincang tentang Pariwisata dan Tambang Ilegal.

Hadir mendampingi Pj Gubernur, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, Kepala Dinas Kominfo Kaltim, HM Faisal, Kepala Badan Kesbangpol, Sufian Agus, Kepala Stasiun TVRI Kaltim, Febriani, Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Noer Adenany, Kepala Biro Adpim Setdaprov Kaltim, Syarifah Alawiyah, dan Kepala Seksi Minerba Dinas ESDM Kaltim, Rini Diana S.

Menurut Akmal Malik, untuk destinasi wisata laut, yang sudah terkenal memang gugusan pulau-pulau di Kabupaten Berau, Derawan, Maratua, Sangalaki, Bidukbiduk, Kaniungan. Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut adalah mahalnya biaya transportasi. Kalau berwisata ke Berau secara perorangan, biaya yang dikeluarkan memang mahal, tapi kalau berangkat berombongan, biaya yang dikeluarkan oleh setiap orang tidak mahal.

Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik saat meninjau destinasi wisata di gugusan pulau-pulau di Kabupaten Berau, minggu lalu. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

Kalau problem seperti itu, lanjut Akmal Malik, instansi teknis di bidang pariwisata, semisal Dinas Pariwisata Kaltim dan Dinas Pariwisata Berau, memandu pelaku usaha pariwisata menjual paket wisata untuk banyak orang, misalnya untuk satu paket perjalanan 15 orang atau 20 orang, atau lebihrombongan.

“Kalau berwisata ke gugusan pulau-pulau di Berau sendiri, ongkosnya memang mahal, sekali perjalanan (PP) menggunakan speed boat mesinnya 2 sudah jutaan, kalau mesinnya 3 jauh lebih mahal lagi. Tapi kalau berombongan, biaya yang dikeluarkan setiap orang tidak mahal,” ujarnya.

Disarankan pula, seharusnya di Samarinda, bisa ditemukan dengan mudah pelaku usaha  pariwisata yang menjual paket wisata ke Berau untuk 15-20 orang. Tapi nyatanya masih sulit ditemukan, karena tak ada yang mengorganisir.

Destinasi wisata di Berau. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

“Tugas Dinas Pariwisata Kaltim dan Berau, mencarikan solusinya, sehingga ada pelaku usaha pariwisata di Samarinda menjual paket wisata ke Derawan, Sangalaki, Bidukbiduk, Maratua, Bidukbuduk, Kaniuangan dan sekitarnya,” kata Akmal.

Ia mngaku juga telah berusaha berkomunikasi dan membujuk sejumlah manajer maskapai penerbangan untuk mau membuka penerbangan langsung dari Surabaya ke Berau, atau dari Jogyakarta ke Berau, sehingga tingkat kunjungan wisatawan meningkat dan lamanya wisatawan tinggal di Berau makin lama.

“Kalau lama tinggal wisatawan di Kaltim rata-rata 1,7 hari, efek ekonominya yang merasakan hotel, sedangkan masyarakat belum,” pungkasnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim             

Tag: