SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik kagum dengan kreativitas siswa SMA Negeri 5 Samarinda yang berhasil menciptakan seragam sekolah dari batik buatan mereka sendiri. Menurutnya karya itu terobosan terbaru untuk jenjang SMA.
Akmal mengatakan bahwa selama ini kebutuhan seragam sekolah masih disuplai dari luar kota, bahkan luar Kaltim.
Oleh karena itu, dengan hadirnya mata pelajaran yang mewajibkan anak-anak membuat karya seperti membatik dan mengubahnya menjadi seragam sekolah sendiri dengan beragam bentuk yang unik, merupakan langkah inovasi dan terobosan baru bagi SMA.
“Belum pernah saya liat ada kebijakan sekolah di mana memberikan ruang siswanya membatik sendiri,” kata Akmal saat berada di SMAN 5 Samarinda Jalan Ir H Juanda, Senin 25 November 2024.
Selama masa jabatannya sebagai Pj Gubernur Kaltim, Akmal memiliki program utama peningkatan keterampilan siswa di masing-masing sekolah. Ia merasa pembuatan seragam batik sendiri merupakan hal baru yang dilakukan oleh sekolah di Kaltim.
“Setahu saya di Kaltim ini baru pertama kali. Ini yang saya katakan cara berfikir tidak biasa. Keren,” pujinya.
Akmal mengajak sekolah-sekolah lain di Kaltim untuk mencontoh SMAN 5 Samarinda dalam memberikan kebebasan berekspresi dan melatih kreativitas siswa.
“Dengan mereka membuat seragam sekolah sendiri, ilmu mereka sudah selevel S-3. Ini menjadi keterbaruan bagi SMAN 5 Samarinda,” jelas Akmal.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Irhamsyah mengatakan, program ini memberikan siswa kesempatan untuk mengenal dunia usaha dan bisnis sejak dini.
“Mereka kita latih dalam hal keterampilan membatik. Jadi mereka tidak hanya belajar untuk akademiknya saja, tapi juga terampil menghadapi dunia usaha dan dunia industri. Sehingga mereka siap untuk terjun ke masyarakat begitu lulus,” kata Irhamsyah.
Siswa Kelas 11 SMAN 5 Samarinda Abdul Hafiz mengatakan, siswa SMAN 5 Samarinda telah diajari membatik dan membuat lokakarya lainnya sejak duduk dibangku kelas 10.
“Kita belajar membatik dari kelas 10-12 dalam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Ada gurunya sendiri yang ngajarin,” jelas Hafiz.
Untuk membuat satu buah baju batik,Hafiz mengaku bahwa siswa diberi jatah waktu pengerjaan selama dua bulan.
“Dua bulan pengerjaan. Motifnya sembarang saja, yang penting khas Kalimantan,” katanya.
Hafiz mengatakan untuk satu lembar pakaian batik ini dibutuhkan kain sepanjang dua meter.
“Kainnya disediakan di sekolah, dua meter Rp100 ribu,” jelasnya.
Selain membuat kain batik, kerajinan lainnya yang dibuat yakni dompet kain berbentuk batik.
“Sisa kain pembuatan batik ini biasa bisa digunakan untuk buat dompet,” tutupnya.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Akmal MalikPemprov KaltimPendidikanSamarinda