Akmal Malik Puji Transaksi Pembayaran Non Tunai di Pasar Merdeka Samarinda

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik membayar pembelian sayur di Pasar Merdeka Samarinda menggunakan QRIS (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik memberikan apresiasi atas inovasi sistem pembayaran non tunai yang diterapkan di Pasar Merdeka Samarinda.

Pagi ini tadi sekira pukul 10.00 WITA Akmal bersama jajaran Pemerintah Provinsi Kaltim melakukan inspeksi mendadak ke toko penyeimbang dan Pasar Merdeka.

Dalam sidaknya itu, Akmal Malik merasa kagum dengan sistem pembayaran yang diterapkan di Pasar Merdeka. Di mana transaksi pembayaran antara pembeli dan penjual di pasar Merdeka Samarinda ini tidak lagi menggunakan pembayaran tunai, melainkan beralih ke pembayaran non tunai.

“Pasar merdeka Samarinda ini dapat menjadi contoh bagi pasar tradisional lainnya di kota Samarinda untuk mulai beralih ke sistem pembayaran digital,” kata Akmal di Pasar Merdeka, Jalan Merdeka, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Samarinda, Kamis 19 Desember 2024.

Menurut Akmal, penerapan pembayaran digital ini sangat baik dalam meningkatkan efisiensi penjualan dan transparan keuangan di Pasar Merdeka Samarinda.

“Teknologi digital ini tidak hanya mempermudah transaksi bagi para pedagang dan pembeli, tetapi juga meningkatkan efisiensi penjualan dan transparansi keuangan di pasar tradisional,” ujar Akmal.

Dengan adanya pasar tradisional yang menerapkan sistem pembayaran non tunai, Akmal mendorong masyarakat Samarinda juga beralih ke transaksi pembayaran non tunai, menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“Semua tadi pembayaran non tunai, tadi saya beli sayur kangkung aja pake QRIS,” sebutnya.

Akmal menyebutkan kelebihan pembayaran non tunai dibandingkan tunai yakni dengan pembayaran non tunai, masyarakat dapat mengontrol pergerakan perekonomian.

Selain itu, data pemasukan dan pengeluaran yang dihasilkan dari transaksi non tunai dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dinamika ekonomi di pasar tradisional, sehingga pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

“Fenomena yang bagus ke depan untuk menjaga jual beli kita lebih bagus dan terkontrol. Kalau pakai QRIS, kita bisa mengontrol pergerakan ekonomi kita, dan bisa mengukur kebijakan apa yang kita buat ke depannya,” demikian Akmal Malik.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: