Aktif Di Organisasi Kampus, Bekal Tusriadi jadi Anggota Bawaslu Nunukan

Tusriadi bersama rekan-rekan sesama wartawan saat masih bekerja di Surat Kabar Harian Fajar Sulsel. (Foto Dok Pribadi)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nunukan Bidang Divisi Hukum Penindakan Pelanggaran Pemilu dan Penyelesaian Sengketa, Tusriadi S.IP, M.Si, mengaku aktif di organisasi kampus saat kulian di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda adalah bekalnya mengikuti seleksi jadi anggota Bawaslu, kemudian terpilih dan mulai aktif sejak Agustus 2023.

“Sukses pelaksanaan Pemilu tidak lepas dari peran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Anggota Bawaslu dituntut bekerja sesuai peraturan perundang-undangan dan tampil menunjukan sikap netral saat mengambil keputusan,” kata Tusriadi pada Niaga.Asia, Minggu (10/12/2023) di tengah-tengah kesibukannya yang semakin meningkat mengingat Pemilu 2024 sudah memasuki masa kampanye.

Tusriadi kelahiran Nunukan ini menjelaskan, sebagai anggota Bawaslu, selalu berusaha bersikap netral adalah kewajiban dan modal mengambil keputusan.

“Seluruh anggota Bawaslu sudah berjanji akan menegakan peraturan perundang-undangan tentang Pemilu tanpa kompromi,” ungkap Tusriadi.

Jauh sebelum terpilih sebagai anggota Bawaslu, Tusriadi cukup dikenal di pulau Nunukan. Pria kelahiran 1992 lulusan sarjana Ilmu Pemerintah Unmul ini saat kuliah sudah aktif dalam organisasi kampus.

Pada tahun 2010-2011, Tusriadi yang baru menjadi mahasiswa, dipercaya teman-temannya sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unmul di Seksi Hubungan Luar Negeri. Selanjutnya pria asal Nunukan ini juga pernah ditunjuk sebagai anggota Presidium Nasional Kalimantan Forum Komunikasi Mahasiswa Ilmu Pemerintahan se Indonesia tahun 2011- 2012.

Berkat kegemaran dan prestasinya di organisasi mahasiswa, Tusriadi di tahun 2012-2013 dinobatkan sebagai ketua Kaderisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia di Badan Eksekutif Fakultas Ilmu Sosial Politik Unmul.

“Aktif di organisasi kampus memberi manfaat sangat banyak bagi seorang mahasiswa dan itu bisa jadi bekal menghadapi dunia baru setelah selesai kuliah,” kata Tusriadi.

Menurut Tusriadi, setelah aktif di organisasi mahasiswa di lingkup Unmul, kemudian duduk di Presidium Komunikasi dan Kerja Sama Mahasiswa Ilmu Pemerintahan se-Indonesia (Fokkermapi) se-Kalimantan dan pernah terpilih menjadi perwakilan mahasiswa mengikuti study banding di Korea Selatan.

Sebelum menyelesaikan kuliah di Unmul, Tusriadi sempat membentuk Perkumpulan Mahasiswa dan Pelajar Kabupaten Nunukan, beranggotakan putra-putri asal Kabupaten Nunukan yang  kuliah di Kaltim.

“Perkumpulan ini bertugas mengarahkan dan sebagai sumber informasi bagi pemuda dan pemudi Nunukan yang hendak mengenyam pendidikan di Kaltim. Perkumpulanini bertahan hingga saat ini,” kata Tusriadi.

Alumni Surat Kabar Harian Fajar

Setamat kuliah di Unmul Kaltim tahun 2015, Tusriadi terjun ke dunia kerja, bekerja sebagai jurnalis di Surat Kabar Harian Fajar di Sulawesi Selatan (Sulsel) selama tiga tahun sambil melanjutkan kuliah di Universitas Hasanuddin.

“Saya melanjutkan kuliah untuk Magister Ilmu Pemerintahan,” ujar Tusriadi.

Menurut Tusriadi, ia baru kembali ke Nunukan akhir tahun 2019 atas permintaan orangtuanya. Setiba di Nunukan, lanjut Tusriadi, ia sempat menjadi pria pengangguran.

“Karena tidak memiliki pekerjaan, saya kembali bekerja sebagai jurnalis di Harian Fajar yang bertugas di Biro Nunukan,” ujarnya.

Berbekal pendidikan Magister Ilmu Pemerintahan, tahun 2021,  Tusriadi memilih aktif di organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)Nunukan, serta aktif menjadi pengajar di Universitas Terbuka (UT).

Tidak hanya itu, Tusriadi juga inisiator hadirnya transportasi online maxim di Nunukan. Hanya saja usaha ini hanya bertahan 1 tahun karena terjadi pro dan kontra dengan pemilik jasa angkutan angkot.

“Kehadiran aplikasi transportasi Maxim di Nunukan bertujuan membuka lapangan kerja bagi pegawai honorer yang rencananya akan diberhentikan pasca terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Bernomor B/185/M.SM.02.03/2022,” kata Tusriadi.

Setelah keluar dari taksi online, Tusriadi pada tahun 2022 juga  melepaskan tugasnya sebagai pengajar UT dan organisasi lainnya untuk keperluan persiapan pendaftaran jadi anggota Bawaslu.

Tidak hanya itu, Tusriadi mengaku mulai menjaga jarak dengan dunia politik dan berusaha menghindari berkumpul dengan teman-teman yang bergelut pada politik, namun jalinan silaturahmi pertemanan tetap berjalan dengan batasan tertentu.

“Saya tidak pernah terlibat politik, kalaupun ada foto saya kumpul bersama politikus, itu  hanya sebatas pertemanan yang tidak mungkin silaturahminya diputuskan,” katanya.

Tusriadi menaruh harapan besar, putra putri Nunukan yang sedang melanjutkan kuliah di luar daerah atau di dalam daerah, mau aktif di organisasi kemahasiswaan sebab, dari aktif di organisasi kemahasiswaan, banyak ilmu didapat dan pengetahuan bertambah, mengenal dan dikenal banyak orang, dan organisasi kemahasiswaan itu tempat latihan bagaimana berkomunikasi dengan banyak orang.

“Aktif di organisasi kampus itu yang membuat saya siap menghadapi dunia kerja, dan kini jadi anggota Bawaslu,” ucapnya.

Ia juga optimis pelaksanaan Pemilu 2024 di Kabupaten Nunukan berjalan lancar dan aman, serta tidak terjadi gangguan, mengingat pengalaman selama ini, Pemilu di Kabupaten Nunukan aman-aman saja.

“Teman-teman di partai politik juga aktif menjaga kondisi selalu kondusif, aktif menyampaikan dugaan-dugaan adanya pelanggaran, sehingga Bawaslu bisa lebih dini menangani masalah yang berpotensi menimbulkan masalah,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: