Andre Pratama: Kapal Ferry di Nunukan Setop Beroperasi Berdampak Bagi Perekonomian

Aktivitas pelayaran kapal ferry KMP Manta rute Nunukan-Sebatik di pelabuhan Sei Jepun Nunukan (Budi Anshori/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Nunukan asal pulau Sebatik, Andre Pratama menyayangkan penghentian sementara waktu pelayaran penyeberangan antar pulau dan antar kota, rute Nunukan-Tarakan, Nunukan-Sebatik serta Nunukan-Sei Menggaris.

“Penghentian pelayaran KMP Manta melayani rute penyeberangan akan berdampak buruk terhadap perekonomian di perbatasan Nunukan dan Sebatik,” kata Andre kepada niaga.asia, Rabu 5 Februari 2024.

Terbitnya surat pemberitahuan dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Tarakan, Kalimantan Utara, perihal pemberhentian operasi pelayaran perintis terhitung sejak 5 Februari 2025 menimbulkan keresahan bagi pelaku usaha, terkhusus di pulau Sebatik.

Menurut Andre, sebagian besar pelaku usaha di Sebatik memanfaatkan transportasi ferry KMP Manta untuk mengangkut barang berukuran besar dengan jumlah banyak, begitu pula untuk pengiriman kendaraan antar pulau.

“Tahun ini kita berharap kapal ferry rute Nunukan-Sebatik bisa beroperasi. Tapi nyatanya malah dihentikan di awal tahun,” ujar Andre.

Padahal, lanjut Andre, keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan transportasi ferry penyeberangan Nunukan-Sebatik setiap hari sudah dikabulkan Gubernur Kalimantan Utara, dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Nomor 188.44/K.286/2024 tentang Perlintasan Angkutan Sungai dan Penyeberangan Antar Kabupaten/Kota dan direncanakan dimulai Januari 2025.

Angin segar ini sempat mendapat respons positif dari masyarakat. Sebab, semakin banyak jadwal keberangkatan kapal ferry, maka secara tidak langsung akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan menekan angka inflasi imbas kenaikan harga barang.

“Lancarnya distribusi barang antar pulau akan berdampak terhadap pengeluaran per kapita masyarakat Nunukan dan Sebatik,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan Muhammad Amin mengaku belum mengetahui persis alasan penghentian operasi penyeberangan kapal ferry dengan jadwal pelintan terakhir Nunukan-Sebatik sejak 5 Februari 2025.

“Saya dapat informasi dari kepala UPT Sei Jepun, sampai kapan operasi diberhentikan belum diketahui,” kata Amin.

Dijelaskan, pelayaran ferry Nunukan-Sebatik sudah ditetapkan sebagai pelayaran komersial. Hal ini berbeda dengan pelayaran Nunukan– Seimanggaris dan Nunukan–Tarakan, yang masih merupakan pelayaran perintis.

Hanya saja, semua pelayaran baik perintis maupun komersial masih dilayani oleh kapal yang sama yakni KMP Manta. Sehingga, apabila kapal ini berhenti berlayar, maka semua rute kemungkinan ikut terhenti.

“Pelayaran Nunukan–Sebatik masuk komersil karena kapasitas penumpang rutin sudah melebihi target di atas 60 persen,” jelas Amin.

Informasi terakhir diterima Dishub Nunukan terkait penghentian pelayaran KMP Manta, dihubungkan dengan keberadaan depo Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berada di kota Tarakan.

“Kapal diharuskan kembali ke kota Tarakan tiap hendak mengisi BBM. Hal ini mungkin sedikit menyulitkan atau membebani biaya operasional perusahaan pelayaran. Apalagi saat ini sedang pengurangan anggaran secara nasional,” terang Amin.

“Kami sudah wacanakan menghubungi ke ASDP atau PT Pelni minta ada pelayaran khusus ke Sebatik. Kalau bisa kapalnya tersendiri,” demikian Amin.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi

Tag: