SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Timur (Kaltim) pada Agustus 2024 mencapai 67,07 persen dengan komposisi TPAK laki-laki sebesar 83,75 persen dan TPAK perempuan sebesar 49,07 persen.

Berdasarkan besaran jumlahnya, angkatan kerja pada periode Agustus 2024 yaitu sebanyak 2.083.469 orang dengan komposisi jumlah angkatan kerja laki-laki sebanyak 1.350.523 orang, lebih besar dibanding jumlah angkatan kerja perempuan yang sebanyak 732.946 orang.

Demikian dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan berjudul “Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Timur 2024” yang dipublikasikan awal April lalu.

“Budaya dalam masyarakat meletakkan tanggung jawab nafkah keluarga pada laki-laki sehingga laki-laki lebih banyak masuk dalam angkatan kerja. Sedangkan perempuan dianggap bertanggung jawab dalam ranah domestik  (mengurus rumah tangga) sehingga lebih sedikit yang memasuki pasar kerja,” kata Kepala BPS Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, SST,.MIDEC.

Menurut Yusniar, TPAK berdasarkan Kabupaten/Kota, terlihat Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Mahakam Ulu memiliki TPAK terbesar dibanding daerah lain yaitu masing-masing sebesar 73,10 persen, 70,28 persen, dan 70,01 persen.

“Sedangkan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki TPAK terendah dengan nilai sebesar 65,19 persen yang kemudian disusul oleh Kota Samarinda sebesar 65,50 persen,” lanjutnya.

TPT dan TKK

Selain TPAK, indikator yang dihasilkan dari jumlah penduduk bekerja dan penganggur adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio antara penganggur terhadap angkatan kerja, sedangkan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah rasio antara penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja.

Kedua hal tersebut akanselalu berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Jika TPT semakin besar maka kesempatan kerja akan berkurang, dan sebaliknya jika kesempatan kerja besar berarti TPT akan berkurang atau semakin kecil.

“TPT Kalimantan Timur pada periode Agustus 2024 yaitu sebesar 5,14 persen. Jika dilihat menurut jenis kelamin, TPT laki-laki lebih rendah dibanding perempuan. TPT laki-laki lebih sebesar 4,72 persen, sedangkan perempuan 5,91 persen. eiring dengan perubahan tingkat pengangguran terbuka, tingkat kesempatan kerja yang tersedia di Kalimantan Timur juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena kedua komponen ini saling berkaitan,” papar Yusniar.

TKK di Kalimantan Timur pada periode Agustus 2024 mencapai 94,86 persen. Jika dilihat menurut jenis kelamin, nampak penyerapan tingkat kesempatan kerja bagi penduduk laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.

Menurut Ysuniar, pada Agustus 2024, tingkat kesempatan kerja bagi penduduk laki-laki sebesar 95,28 persen, sementara perempuan sebesar 94,09 persen.

Dalam perencanaan pembangunan daerah, TKK dinilai lebih tepat digunakan untuk perencanaan di bidang ketenagakerjaan. Hal ini karena TKK dapat menggambarkan seberapa banyak lapangan pekerjaan tersedia mampu menyerap angkatan kerja.

Kelompok Bukan Angkatan Kerja

Kelompok Bukan Angkatan Kerja (BAK) adalah mereka yang melakukan kegiatan seperti sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya.

Menurut BPS Kaltim, berbanding terbalik dengan kelompok Angkatan Kerja (AK) yang komposisi penduduk perempuannya lebih kecil dari laki-laki, pada kelompok BAK proporsi penduduk perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki.

“Pada periode Agustus 2024, penduduk usia kerja yang tergolong BAK sebesar 32,93 persen dengan komposisi BAK perempuan sebesar 50,93 persen dan laki-laki sebesar 16,25 persen,” ungkap Yusniar.

Kondisi ini disebabkan perempuan lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengurus rumah tangga dibanding bekerja. Indikasi tersebut menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan partisipasi sebagai angkatan kerja antara penduduk laki-laki dan perempuan di Kalimantan Timur.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: Aangkatan Kerja