Atasi Dampak Kekeringan, Perumdam Tirta Taka Nunukan Bagikan Air Bersih ke Masyarakat

Perumdam Tirta Taka Nunukan bagikan air bersih ke sejumlah permukiman masyarakat di Kecamatan Nunukan yang terdampak menurunnya produksi air bersih. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA– Perusahaan Umum Daerah  Air Minum (Perumdam) Tirta Taka Nunukan bagikan air bersih sebanyak 50 meter kubik ke masyarakat  yang terdampak kekeringan panjang dan menurunnya  produksi air bersih di Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.

“Pembagian air bersih difokuskan ke wilayah-wilayah yang terkena jadwal giliran penghentian sementara suplai air,” kata Kepala Perumda Tirta Taka Nunukan, Masdi pada Niaga.Asia, Senin (26/02/2024).

Untuk mengatasi kekurangan air bersih di Kecamatan Nunukan, pemerintah daerah bersama Perumdam Tirta Taka menyiapkan 10 truk tangki air yang secara bergantian datang ke pemukiman masyarakat.

Truk tangki air dengan kapasitas tampung 5 meter kubik milik BPBD Nunukan, DLH Nunukan, Pemadam Kebakaran Nunukan, PDAM Nunukan PMI Nunukan hingga Polres Nunukan, dikerahkan hampir setiap hari mengambil air di embung Mamolo dan bendungan Binusan.

“Pengantaran  air ke pelanggan dibagi dalam 3 kelompok, tiap kelompok mengalir 2 hari dan mati 5 hari,” bebernya.

Menurunnya produksi air bersih disebabkan menurunnya stok air baku di embung-embung Perumda Tirta Taka Nunukan sejak akhir tahun 2023 hingga Februari 2024, karena terdampak El Nino yang membawa kekeringan di seluruh wilayah Kalimantan Utara.

Sejak kemarau panjang, produksi air  bersih dari embung Sei Bilal turun dari 75 liter/detik menjadi 25 liter/detik, begitu pula embung Persemaian turun dari 100 liter/detik jadi 25 liter/detik, dan embung Pasir Putih hanya menghasilkan air bersih 15 liter/detik, atau berkurang 50% dari normol 30 liter/detik.

“Dampak El Nino ini sangat besar, sungai-sungai mengering, curah hujan menurun, akibatnya embung kehabisan air baku,” ucap Masdi.

Berbeda dengan embung di Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, produksi air bersih  masih normal sekitar 18 liter/detik dan produksi air  bersih dari embung Binusan sekitar 10 liter/detik.

Masih normalnya produksi air bersih di embung Mamolo dan Binusan sebabkan masih tingginya debit air sungai yang masuk ke penampungan dan jumlah pelanggaran PDAM di Nunukan Selatan tidak begitu banyak.

“Jumlah pelanggan di wilayah Mamolo dan Binusan tidak sebanyak di Kecamatan Nunukan, makanya produksi air disana tercukupi untuk pelanggan,” terang Masdi.

Masdi menuturkan, kekeringan akan terus terjadi sepanjang bulan Februari 2024, bahkan berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan curah hujan akan muncul di sekitar minggu ketiga bulan Mei.

Solusi jangka pendek mengatasi kekeringan yang semakin ekstrim di Nunukan yang saat ini sedang berjalan adalah membangun 7 sumur bor di sejumlah titik bantuan kumpulan dana CSR perusahaan.

“Dari Pemkan Nunukan ada juga pembangunan sumur bor di 25 titik lengkap dengan tangki air dan mesin pompa,”ungkapnya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: