Atasi Persoalan Ketersediaan Pustakawan, Perlu ‘Road Map’ Khusus

Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah. Foto: Runi/nr

SAMARINDA.NIAGA.ASIAAnggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menilai perlu ada peta jalan (road map) khusus untuk mengatasi persoalan ketersediaan pustakawan di Indonesia. Menurutnya, terdapat kesenjangan yang tinggi antara ketersediaan dan kebutuhan pustakawan.

Saat ini, menurutnya, ketersediaan pustakawan di Indonesia hanya bisa meng-cover kebutuhan sebanyak 7,51 persen, sementara sebesar 92,49 persen belum dapat terpenuhi kebutuhan pengadaannya.

Karena itu, tegasnya, perlu dibuat road map jika berbicara literasi secara keseluruhan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan.

Hal ini diungkapkan Ferdiansyah dalam Kunjungan Kerja Spesifik Panja Peningkatan Literasi dan Tenaga Perpustakaan Komisi X DPR RI ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/4/2023).

Hadir dalam pertemuan ini Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi Perpusnas, Nurcahyono dan para stakeholder terkait.

“Seperti halnya (kebutuhan) judul buku kemudian (dibandingkan) jumlah bukunya, (termasuk) pustakawan atau pengelola perpustakaan, juga tidak kalah penting adalah sarana prasarana bagian yang terkait. Itu menjadi faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan daripada literasi di Indonesia,” ujar Ferdiansyah.

Menurutnya, keberhasilan literasi di Indonesia hanya dapat berjalan jika diikuti oleh keinginan politik (political will) dari pimpinan formal maupun informal yang ada di suatu daerah. Karena itu, persoalan literasi tidak bisa dilihat sebagai suatu biaya.

Literasi adalah sebuah investasi dan tidak bisa dinilai hasilnya sekarang. Termasuk, literasi juga untuk menjaga baik itu budaya, sejarah, dan juga tentang apa yang terjadi di Indonesia.

Sehingga, tegasnya, berbicara literasi bukan saja pemahaman seseorang untuk menggali apa yang telah dibaca atau paham apa yang dibaca. Akan tetapi literasi dalam arti literasi lengkap, adalah bisa memahami kondisi lingkungan sekitarnya ketika dia datang ke sebuah lokasi langsung bicara literasi lengkap.

“Jadi literasi ini sekali lagi bukan hanya sekedar membaca tulisan-tulisan tapi yang kita inginkan ada juga literasi lengkap terhadap lingkungan terhadap numerik, dan juga alam sekitarnya,” jelasnya.

Sumber: Humas DPR RI | Editor: Intoniswan | Advetorial

Tag: