Baharuddin Demmu dan Sutomo Jabir Laporkan Wilayah Pesisir Terancam Banjir Rob dan Abrasi

Jalan yang menghubungkan Muara Badak-Bontang ini karena berada disisi pantai Muara Badak, karena perubahan iklim, kini terdampak air pasang laut. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu dan Sutomo Jabir sama-sama melaporkan ke Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik bahwa, banyak permukiman penduduk di wilayah pesisir Kaltim terancam banjir rob (pasang laut) dan sekaligus terancam amblas ke laut, sperti Muara Badak dan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara,  dan Sandaran di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Baharuddin Demmu dan Sutomo Jabir menyampaikan hal itu ke Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik dalam Rapat Paripurna ke-43 DPRD Kaltim, Senin (27/11/2023) yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, didampingi Wakil Ketua, H Seno Aji, dengan agenda Penyampaian Laporan Hasil Reses/Aspirasi Masyarakat melalui Anggota DPRD Kaltim Masa Sidang III Tahun 2023 dan penyerahan hasil reses kepada Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik.

Menurut Baharuddin Demmu yang berasal dari Dapil Kutai Kartanegara, Pemprov Kaltim perlu memperhatikan desa-desa di wilayah pesisir, karena terdampak perubahan iklim, sehingga desa yang dulu tak terdampak air pasang laut, kini sudah terdampak.

“Permukiman penduduk di pesisir pantai Muara Badak hingga ke Bontang sudah terdampak air pasang. Saat air pasang, air sudah menjangkau permukiman penduduk, menggenangi fasilitas publik, kantor-kantor  pemerintah dan sekolah,” lapornya.

Tidak hanya itu, lanjut Baharuddin Demmu, jalan umum di pesisir Muara Badak-Marangkayu-Bontang sepanjang lebih 50 kilometer lebih yang statusnya sudah jadi jalan provinsi dan menjadi kewajiban pemprov mengurusnya, juga digenangi air pasang laut.

“Ini perlu dipikirkan bagaimana pemprov mencegah agar abrasi laut itu tidak sampai menimbulkan kerusakan terhadap jalan umum, fasilitas publik, dan permukiman penduduk di wilayah pesisir,” ucapnya.

Hal senada juga dilaporkan Sutomo Jabir. Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Berau-Kutim dan Bontang ini mengatakan, permukiman penduduk Desa Sandaran di Kecamatan Sandaran, Kutai Timur, juga terancam amblas karena terjadi abrasi di pantai yang berhadapan dengan laut Sulawesi dan selat Makassar.

“Ombak yang memukul daratan sangat kuat, itu menimbulkan abrasi besar-besaran. Masyarakat sudah sangat khawatir,” ujarnya.

Disebutkan, masyarakat setempat mengusulkan Pemprov Kaltim membangun pemecah gelombang sepanjang pantai agar, pukulan ombak ke pantai melemah dan tidak menimbulkan abrasi.

Menurut Sutomo Jabir lagi, nyaris seluruh desa-desa di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menghadapi kondisi serupa, terdampak perubahan iklim, daratannya menyusut karena tergerus gelombang laut, atau abrasi, itu termasuk di Kabupaten Berau.

“Kondisi yang dihadapi masyarakat di wilayah pesisir, perlu jadi perhatian bersama,” pungkasnya.

Penulis: Teodorus | Editor: Intoniswan| ADV DPRD Kaltim

Tag: