Banjir di Krayan Barat dan Timur Rusak 4 Jembatan dan 55 Hektar Sawah

Empat jembatan hancur di Krayan Timur  akibat dihantam banjir sejak 20 September lalu. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Curah hujan tinggi menyebabkan banjir yang melanda wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kecamatan Krayan Barat dan Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, sejak 20 September 2023 lalu mengakibatkan akses jalan penghubung antar kecamatan tak bisa dilalui, empat jembatan rusak, dan55 hektar sawah rusak.

“Ada 4 jembatan ukuran besar di akses jalan utara Kecamatan Krayan Timur hancur, makanya kami tidak bisa kemana-mana,” kata Camat Krayan Timur, Liantony pada Niaga.Asia, Jumat (22/09/2023).

Wilayah Kecamatan Krayan Timur berada di posisi hulu yang apabila hujan deras, maka luapan air  melanda wilayah Kecamatan Krayan Timur yang berada di posisi hilir.

Hujan yang turun dari sore hingga pagi menenggelamkan sebagian wilayah dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Akibat tingginya air, puluhan hektar kawasan persawahan mengalami rusak cukup parah.

“Aktifitas masyarakat lumpuh total karena jalan-jalan masih terendam banjir, tapi untuk listrik masih hidup,” kata camat Krayan Timur.

Liantony berharap pemerintah dapat memperbaiki  jalan yang rusak akibat diterjang banjir sebab, jika tidak segera dikerjakan, aktivitas penghubung antar kecamatan lumpuh total.

Masyarakat Krayan Timur gunakan perahu untuk menyeberangkan warga. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

Pihak kecamatan secara aktif melaporkan kondisi banjir di wilayah Krayan kepada pemerintah kabupaten, termasuk hal-hal yang dibutuhkan masyarakat selama banjir dan rencana evakuasi jika ketinggian air semakin meningkat.

“Kami di Krayan baru selesai musim tanam padi, jadi kalau dihitung-hitung nilai kerugian banjir tahun ini sangat tinggi,” ucapnya.

Sementara itu, laporan cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan menerangkan, luapan air banjir di Krayan Timur dan Krayan Barat bermuatan material seperti kayu, ranting pohon, lumpur dan pasir.

“Material kayu, pasir serta lumpur ini mengakibatkan aliran sungai menjadi dangkal, sehingga terjadilah luapan air,” kata Bagian Informasi di BPBD Nunukan, Muhammad Basir.

Banjir yang terjadi selama 3 hari menyebabkan rusaknya jembatan dan jalan-jalan hingga terputusnya akses jalan antar kecamatan, transportasi yang bisa digunakan sebatas perahu karet atau kayu.

Banjir di Krayan Barat juga merusak sarana pertanian sawah seluas 30 hektar, begitu pula kawasan persawahan di Krayan Timur rusak sekitar 15 hektar, sedangkan banjir di Krayan Induk menenggelamkan 9 hektar sawah.

“Total kerusakan sawah di tiga wilayah kecamatan itu mencapai 55 hektar lebih,” bebernya.

Dikatakan Basir, pemerintah daerah telah melakukan upaya penanganan awal terhadap bencana banjir dengan membantu penyeberangan darurat menggunakan perahu milik BPBD dan peralatan milik warga setempat

Mengingat intensitas hujan dan banjir, pemerintah memperingatkan warga bahaya terkaman hewan buas yang mungkin saja keluar dari kawasan hutan. Untuk itu, masyarakat diminta waspada akan situasi saat ini.

“Ketinggian air hari ini mulai turun sekitar 0,5 meter. Khusus pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Krayan Selatan terhenti,” jelasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: