Bantuan Indonesia untuk Membantu Korban Gempa Telah Tiba di Turki

Bantuan Indonesia berupa logistik dan personel untuk korban gempa di Turki. (Foto Kemlu)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Bantuan kemanusian dari Indonesia untuk membantu gempa di Turki telah tiba di negara tersebut pada Minggu (12/2/23). Bantuan itu diberangkatkan Sabtu kemarin dengan diangkut pesawat Boeing 737-A400 dan Hercules C30 milik TNI AU.

“Tim MUSAR INASAR kita yang diberangkatkan ke Turki yang diberangkatkan dari Halim kemarin direncanakan akan tiba pagi ini jam 9 waktu setempat di Turki tepatnya di kota Gaziantep,” ungkap Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI.

Setelah pengiriman Tim Medium Urban Search and Rescue pada Sabtu (11/2), Indonesia kembali kirimkan misi kemanusiaan untuk gempa Turki, yaitu Emergency Medical Team (EMT).

Pengiriman ini dilepas secara resmi oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Lanud Halim Perdana Kusuma (13/2).

120 personil dokter dan tenaga medis EMT berasal dari Kemenkes, TNI, Polri dan Ormas. Rombongan ini termasuk 2 orang perwakilan dari Kemlu dan 1 orang dari BNPB. Otoritas Turki meminta EMT Indonesia membangun Field Hospital di wilayah paling parah terdampak, yaitu Distrik Hassa di Propinsi Hatay. ​

Selain personil EMT, bantuan logistik yang terdiri dari peralatan medis, obat-obatan, logistik pengungsian, generator listrik, dan bahan makanan, juga ikut diterbangkan dalam pengiriman ini.

Nelwan Harahap menjelaskan, personel yang dikirim sebanyak 47 orang dari tim INASAR. Mereka juga didukung oleh unsur SAR lainnya. Tim SAR dari Indonesia akan bertugas selama dua minggu dan durasi dapat diperpanjang jika pemerintah Turki membutuhkan. Untuk tahap kedua, hari Senin (13/2/2023)  telah diberangkatkan 105 personel tenaga medis.

“Personel yang dikirim ini didukung dengan peralatan standar sesuai permintaan pemerintah Turki. Tim INASAR kita akan dipusatkan di kota Gaziantep sesuai arahan dan koordinasi dari Kedubes kita. Untuk Tenaga Medis bersumber dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dan tenaga kesehatan dari TNI/Polri dan masyarakat sipil,” jelasnya dikutip dari rri.co.id.

Lebih Lanjut, Nelwan Harahap mengatakan setidaknya ada tiga tahap bantuan kemanusiaan yang dikirim membantu gempa di Turki dan Suriah.

Sebanyak 65 tenaga kesehatan dikirimkan Kemenkes yang terdiri atas dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan tenaga pendukung kesehatan untuk membantu penanganan korban gempa bumi di Turki dan Suriah.

“Tim medis ini diberangkatkan dalam satu kloter dengan pesawat khusus,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Sumarjaya dilansir dari laman antaranews, Minggu (12/2/23).

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha di Lanud Halim Perdana Kusuma (13/2) melepas tenaga medis untuk memberikan bantuan ke korban gempa di Tukri. (Foto Kemlu)

Dokter spesialis terdiri atas spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater. Tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan. Tenaga pendukung kesehatan di antaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.

“Nantinya tim kesehatan dari Kemenkes akan bergabung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri, dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT),” jelas Pelaksana Tugas Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Sumarjaya.

Dalam misi kemanusiaan ini, Kemenkes mengutamakan pada penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada korban terdampak gempa. Dengan pertimbangan itu, Pemerintah Indonesia akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2, karena peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.

Terkait dengan kapasitas, Sumarjaya mengatakan bahwa rumah sakit lapangan EMT tipe 2 memiliki kapasitas cukup besar, di antaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari, dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.

“Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe 3, tidak semua negara punya, kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bahwa semua,” ungkapnya.

Disamping tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik non medis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).

Sementara itu, terkait dengan persiapan tim, tenaga kesehatan diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi disana. Sebab, suhu di Turki dan Suriah saat ini sangat dingin, dengan suhu mencapai minus 7 derajat Celcius.@

Tag: