Bawaslu Ingatkan KPU Antisipasi Munculnya Pemilih Terdaftar di Nunukan dan Malaysia  

Ketua Bawaslu Nunukan Mochamad Yusran. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nunukan mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)lebih teliti  saat melakukan pendataan penduduk yang berdomisili di luar negeri namun terdata dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Indonesia.

“Pemilu tahun 2019 ditemukan pemilih ganda, pelaku terdaftar dalam pemilih luar negeri Malaysia dan terdaftar pula di pemilih Nunukan,” kata ketua Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nunukan Mochamad Yusran pada Niaga.Asia, Senin (10/04/2023).

Belasan pemilih ganda ini ditemukan pengawas kecamatan atas dasar laporan dan kecurigaan terhadap beberapa orang yang baru tiba dari Tawau, Sabah, Malaysia, memberikan hak suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Kelompok pemilih ganda ini bisanya bekerja di Malaysia yang ketika hari pelaksanaan pemilu pulang ke Nunukan, padahal nama-nama orang tersebut masuk daftar pemilih luar negeri dan sudah memberikan hak suaranya.

“Penjoblosan Pemilu di luar negeri dilaksanakan satu hari sebelum pencoblosan di Indonesia, rentang waktu 1 hari ini dimanfaatkan untuk pulang ke Nunukan ikut mencoblos,” tuturnya.

Kekuatiran pemilih ganda ini bukanlah isu semata, sebab petugas pengawas di kecamatan melihat langsung beberapa kelompok kepala keluarga yang dari hasil introgasi mengaku telah memberikan hak suara di TPS luar negeri.

Munculnya pemilih ganda ini dikarenakan KPU tidak memiliki data warga Indonesia yang terdaftar dalam pemilih luar negeri, sehingga sulit bagi petugas pemilu melakukan pemetaan dan pengawasan.

“Ada belasan orang sempat dicegah memilih di Nunukan karena sudah memilih di Malaysia, Kita tidak tahu mungkin jumlahnya lebih banyak lagi,” terang Yusran.

Antisipasi keberadaan pemilih ganda ini telah disampaikan ke KPUD Nunukan agar dalam pelaksanaan pesta demokrasi mendatang tidak lagi terulang. Sebab, kejadian serupa bukan tidak mungkin kembali muncul di Pemilu 2024.

Mobilimasa warga Indonesia yang berdomisili di luar negeri masuk ke wilayah Nunukan jelang hari pencoblosan selalu diperdebatkan karena kerawanan ini selalu muncul jelang hari pencoblosan.

“Ada beberapa TPS rawan dimasuki pemilih ganda, biasanya pelaku hanya terlihat ketika hari pencoblosan,” bebernya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: