NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Keresahan pengusaha Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) di pulau Sebatik atas dijual bebas Bahan Bakar Minyak (BBM) Malaysia tidak berpengaruh bagi APMS di wilayah kecamatan lainnya.
“APMS di pulau Nunukan tidak terdampak maraknya beredar BBM Malaysia, karena tidak sampai beredar di Nunukan. Penyaluran pertalite dan pertamax normal,” kata Pemilik APMS PT Rapti Indah Nunukan, H. Calu dalam pertemuan Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Nunukan, Jum’at (03/02/20223).
Kedekatan wilayah dan mudahnya pembelian BBM Malaysia untuk dibawa ke Sebatik menjadi faktor penyebab semakin menjamurnya masyarakat di perbatasan menjual BBM, hal ini tidak berbeda dengan produk kebutuhan lainnya.
Berbeda dengan pulau Nunukan, jauhnya jalur perjalanan dan tingginya biaya transportasi untuk membawa BBM sampai menuju Nunukan membuat masyarakat berpikir panjang menggeluti bisnis penjualan BBM botolan Malaysia.
“Kalaupun mungkin terdampak di Kecamatan Sei Menggaris karena wilayah itu berbatasan dengan Malaysia, namun tidaklah sebanyak di Sebatik,” bebernya.
Pengusaha APMS di pulau Nunukan tetap mendatangkan BBM pertalite dan pertamax sesuai kuota yang siapkan Pertamina Tarakan, hanya saja di tahun 2023 ada sebagian APMS mendapat pengurangan BBM jenis solar.
Pengurangan kuota BBM solar di Kabupaten Nunukan dialami pula oleh APMS Cahaya Soppeng Sebatik dan APMS Rapti Indah, sedangkan pengambilan pertalite dan pertamax tetap normal disesuaikan dengan kemampuan permintaan APMS.
“Ada sebagian APMS kena pengurangan solar, tapi untuk alokasi pertalite dan pertamax tetap sesuai kuota disiapkan Pertamina,” jelasnya.
Masyarakat Minta APMS Buka 24 Jam
Permintaan masyarakat agar APMS di Kabupaten Nunukan membuka penjualan BBM selama 24 jam sulit dipenuhi pengusaha karena kuota BBM subsidi pertalite diberikan Pertamina Tarakan sangat terbatas
Sehingga tiap APMS harus mengatur waktu penjualan agar stok tetap tersedia dalam beberapa hari disesuaikan dengan pengisian BBM yang didatangkan dari Tarakan dengan waktu perkiraan 3 sampai 4 hari.
“Kalau APMS dibuka 24 jam bisa habis satu hari stok BBM, menunggu lagi waktu 4 hari datang dari Tarakan, sistem kerja begitu pasti menimbulkan kekacauan,” tutur Calu.
Keberadaan APMS di Kabupaten Nunukan berbeda dengan SPBU di kota Tarakan, yang dekat dengan depo pengisian BBM pertamina, dimana pembelian atau pengisian dapat dilakukan setiap dari sesuai permintaan pengusaha.
Calu menjelaskan, pengisian BBM untuk Nunukan memerlukan waktu setidaknya 2 hari untuk perjalanan pulang pergi kapal menuju Tarakan dan ditambah 1 hari antre pengisian di depo pertamina.
“Disitulah bedanya APMS dan SPBU, kalau APMS kita jauh dari depo jadi perlu waktu pembelian BBM di pertamina, lain SPBU di Tarakan setipa hari bisa beli di Pertamina,” terangnya.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan
Tag: BBM