SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru, pengganti Jakarta, hampir pasti di Kalimantan, tapi apakah di Kalimantan Timur (Kaltim) atau Kalimantan Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memutuskan.
Gubernur Kaltim, Dr. H Isran Noor juga telah dijadwalkan menyampaikan paparan tentang kesiapan Kaltim sebagai IKN, 5 Agustus nanti, juga menyatakan bahan paparannya sudah siap dan tinggal diprestasikan di Jakarta. “Saya sudah siap, mohon do’a dari masyarakat, ibu kota negara pindah ke Kaltim, sangat besar efek positifnya bagi perekonomian daerah dan masyarakat,” ujar Isran.
Berdasarkan dokumen yang beredar di kalangan wartawan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hdimuljono sudah menyampaikan paparan desain IKN yang baru tanggal 1 Agustus lalu, tapi tak bisa diperoleh informasi apakah disampaikan di Bappenas atau dihadapan Jokowi di Istana Negara.
Tapi dalam dokumen berjudul Bahan Paparan Gagasan Rencana & Kriteria Desain Ibu Kota Negara (IKN), Basuki mengatakan, visi IKN sebagai Katalis Peningkatan Peradaban Manusia Indonesia. IKN sebagai Represtasi Kemajuan Bangsa yang Unggul. Visi IKN mencerminkan 3 hal, Pertama; Mencerminkan Identitas Bangsa; Kedua; Menjamin Keberlanjutan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Ketiga; Mewujudkan Kota yang Cerdas, Modern, dan Berstandar Internasional.
Mencerminkan identitas bangsa di IKN diterjemahkan dalam urban design secara filosofis dari pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Identias bangsa melalui desain; morfologi dan fungsi-fungsi kota, ruang-ruang bagi aktifitas masyarakat yang mendorong, fungsi-fungsi serta wadah yang melestarikan sejarah dan budaya bangsa (Indonesia Sentris: ruang-ruang budaya, galeri nasional, museum, gedung pertunjukan, dan taman-taman kesenian).
“Sebagai outcome dari integrasi aspek sosial, ekonomi dan perlindungan lingkungan, IKN meminimalisir intervensi terhadap alam; mengintegrasikan ruang-ruang hijau serta biru; mempertahankan keberadaan hutan Kalimantan (City in the Forest); diperbanyak public dan community spaces; mengadopsi new urbanism dan green building/infrastruktur; kualitas ruang yang mendorong kreatifitas dan produktifitas masyarakat,” ungkap menteri PUPR.
Ketiga, IKN menjadi kota yang compact, mengandalkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencapai SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu, penataan bangunan dan lingkungan yang compact dan inklusif; moda transportasi publik yang terintegrasi; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas kerja; kolaborasi antara arsitektur modern dengan lokal wisdom; penerapan desain material dan teknologi modern, smart building dan penggunaan energi terbarukan; desain yang mengutamakan pada pemenuhan seluruh target SDGs sebagai acuan pembangunan kota-kota Indonesia kedepannya.
(001)