Belum 3 Tahun, Plafon 5 Kelas SDN 04 Sebatik Barat Sudah Ambruk

Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama dan kawan-kawan melihat kondisi plafon 5 RKB SDN 04 Sebatik Barat yang ambruk. (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Plafon lima ruang kelas belajar (RKB) SDN 04 di Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, ambruk. Peristiwa itu diketahui guru ketika sekolah mulai kembali menggelar pendidikan pasca libur Ramadhan dan Idul fitri 1446 H.

“Waktu kejadian itu tidak ada kegiatan belajar, kami mengetahui plafon ambruk ketika guru dan siswa hendak memulai sekolah pasca libur,” kata Kepala SDN 04 Kecamatan Sebatik Barat, Nur Minari pada Niaga.Asia, Selasa (15/04/2025).

Nur Minari menerangkan, kerusakan plafon tidak mengganggu kegiatan belajar. Pelajar tetap mengikuti pendidikan seperti biasa, meski begitu pihak sekolah tetap sangat berhati-hati, takut besi holo rangka ambruk.

Kerusakan plafon terjadi secara bertahap hingga mencapai 5 kelas. Anehnya, plafon-plafon tersebut berada dibangunan yang dikerjakan Kementerian PUPR tahun 2022 yang mulai dioperasikan sekolah tahun 2023.

“Amruknya sedikit-sedikit sampai semakin meluas, kami dari sekolah takut terjadi masalah di siswa, makanya sekalian kita buka semua nya,” ucapnya.

Nur Minari menduga kerusakan plafon disebabkan adanya kebocoran pada atap tergenang di plafon yang terbuat dari campuran kertas dan semen.

Jenis bahan plafon ini kemungkinan tidak mampu bertahan jika terkena air dalam waktu lama, sehingga terjadilah kerusakan, mulai dari lepasnya baut sekrup  dari tulangan rangka .

“Sisa-sisa nya kami simpan di samping sekolah, kami mohon pemerintah bisa memperbaiki lagi agar anak-anak bisa tenang belajar,” bebernya.

Ambruknya  plafon RKB SDN 04 Sebatik Barat juga dilaporkan guru kepada sejumlah anggota Pansus DPRD Nunukan Pembahas LKP Bupati Nunukan Tahun 2024 yang melaksanakan monitoring atas LKPJBupati Nunukan Tahun 2024 di sekolah tersebut.

“Kami kaget dapat laporan guru-guru plafon sekolah ambruk sekitar 1 minggu lalu, padahal sekolah baru digunakan 3 tahun ini,” ucap anggota DPRD Nunukan Andre Pratama.

Menurut Andre, kontraktor pelaksana pembangunan sekolah SDN 04 Sebatik Barat bekerja asal asalan tanpa memperhatikan kualitas. Harusnya konsultan dan kontraktor dapat memperhatikan mutu.

Kerusakan plafon secara tidak langsung akan menjadi beban bagi pemerintah daerah, karena harus segera memperbaiki kerusakan. Tidak mungkin dibiarkan, apalagi besi-besi rangka  plafon masih terpasang.

“Kalau saya lihat besi rangka sudah rusak bekas lobang-lobang baut dan sekrup, jadi sebaiknya diganti total,” bebernya.

Kedepan, Andre menyarankan perbaikan  sekolah sebaiknya kembali ke model lama menggunakan rangka kayu dan plywood biasa, ketahanan plywood jauh lebih lama dibandingkan papercrete.

Pemerintah juga hendaknya memperhatikan kontaktor yang bekerja sama dalam pekerjaan proyek. Pastikan pemborong bertanggung jawab secara maksimal dan bersedia memperbaiki jika terjadi kerusakan.

“Banyak keluhan pihak sekolah terhadap kualitas mutu pekerjaan kontaktor yang dipilih oleh Kementerian PUPR tahun 2022, jadi tolong kedepannya hati-hati memilih rekanan kerja,” tutupnya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: