Berbahaya, Polri Imbau Masyarakat Tidak Serobot Rombongan dalam Pengawalan

Ilustrasi

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Polri mengimbau agar masyarakat tidak menyerobot atau menyusup ke dalam rombongan pengawalan. Sebab, rombongan pengawalan itu ada batasnya, dan juga penyerobotan itu bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

“Enggak boleh, itu sangat berbahaya. Rombongan itu kan ada batasnya. Kalau cuma 5, ya cuma 5. Dengan mengikuti rombongan seperti itu dia bisa membahayakan dirinya sendiri,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (27/1/2023).

Menurut Dedi, saat bertemu dengan rombongan pengawalan, masyarakat mestinya memberikan jalan. Menurutnya, rombongan yang dikawal Patwal sedang punya kepentingan mendesak atau ada penugasan khusus.

“Seharusnya kasih jalan ya. Karena mungkin kepentingan-kepentingan khusus dari Patwal itu yang baik untuk penugasan kemudian penegasan khusus ya, minimal masyarakat memberikan jalan lah,” tegasnya.

“Misalnya yang seperti biasa dilihat untuk evakuasi, kemudian orang sakit, kemudian ada kepentingan-kepentingan ya ke negara lainnya, gitu boleh. Tapi kalau untuk di luar itu ya kembali lagi diskresi daripada petugas Patwal itu,” pungkasnya.

Penyerobotan rombongan Patwal telah mengakibatkan seorang mahasiswi asal Cianjur, Selvi Amalia Nuraeni, meninggal dunia. Polri menyebut pengendara mobil Audi A8 sebagai pelaku penabraknya. Polri masih mencari penabrak mahasiswi tersebut.

“Penabrak mahasiswi tersebut adalah pengemudi yang mengendarai sebuah mobil sedan merek Audi, dan mobil itu bukan rangkaian dari pengawalan Polri. Mobil itu menyusup di pengawalan kemudian menabrak,” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Rabu (25/1/2023).

Sumber: Divisi Humas Mabes Polri | Editor: Intoniswan

Tag: