Bertahan Gunakan Minyak Kemasan, Tukini Naikkan Harga Gorengan  

Tukini saat berjualan di pasar Ramadan Balikpapan Permai, Rabu (6/4/2022). (Arif Fadillah/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Tukini tak punya cara lain agar usaha kuenya tetap berjalan. Ya, sekira satu bulan terakhir pemerintah telah mencabut harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan. Tadinya per liter dibanderol Rp 14 ribu. Semenjak HET dicabut bisa mencapai Rp 25 ribu per liter.

Tukini  yang sudah 8 tahun menggunakan minyak goreng kemasan, memilih tetap menggunakan minyak yang sama meski harganya naik dua kali lipat Ia memilih menaikkan harga gorengannya 500 rupiah per potong.

“Ya saya jual tadinya Rp 3 ribu jadi Rp 3.500 untuk semua jenis gorengan. Kalau tidak dinaikkan kita tidak kembali modal,” terangnya saat menjajakan gorengan di pasar Ramadan Balikpapan Permai (BP).

Gorengan yang dijual Tukini lebih beragam. Mulai dari lumpia, tahu isi, risoles, bakwan, tahu bakso, dan  lemper. Dalam sehari saja dia butuh sekitar 24 liter minyak goreng. Mengingat selama Ramadan ini dia punya tujuh tempat jualan.

“Selama delapan tahun jualan kue kami sudah pakai minyak goreng kemasan. Tidak pernah pakai curah. Karena takut kualitasnya berkurang. Kami berjualan harus menjaga kualitas agar pelanggan tidak lari,” tambah wanita 44 tahun.

Tahun ini memasuki ke delapan Tukini berjualan kue. Usaha keluarga itu mesti dia terusin pasca suaminya yang berpulang ke rahmatullah. Omzetnya pun cukup besar. Bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Bersihnya bisa dapat Rp 3 juta per hari. Ya kalau pendapatan kotor bisa Rp 15 juta lah,” terangnya.

Selain jualan on the spot, Tukini juga menerima orderan untuk snack box maupun pemesanan untuk acara pernikahan dan sejenisnya. Di bukan Ramadan ini dia tetap berusaha bersyukur. Meski minyak goreng harganya naik, dia tetap optimistis usahanya bisa terus berjalan dan banyak peminatnya.

Penulis : Kontributor Balikpapan Arif Fadillah | Editor : Intoniswan

Tag: