SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tidak bisa dihindari ketika orang berbicara Ibu Kota Nusantara (IKN) maka yang dibicarakan pasti hal ihwal yang berhubungan dengan infrastruktur. Lantaran IKN hari ini sedang gencar-gencarnya membangun sejumlah sarana dan prasarana fisik.
Demikian Asisten Deputi Pemajuan dan Pengembangan Kebudayaan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jazziray Hartoyo kepada media ini, di Hotel Mercure, Samarinda, Selasa 4 April 2023.
Padahal menurutnya, di IKN yang bernama Nusantara itu, ada hal penting yang juga harus diperhatikan, yakni masalah pembangunan kebudayaan. Di mana ada gejala terkepinggirkannya budaya lokal.
Belum lagi, kata Jazziray Hartoyo, ditambah dengan sejumlah isu strategis yang dihimpun Kemenko PMK di Kaltim, yang mau tidak mau berimbas kepada pembangunan IKN.
Dipaparkannya, isu-isu strategis itu meliputi perubahan iklim, krisis pangan, krisis energi, stunting, penanggulangan sampah, pelestarian lingkungan/penghijauan, peremajaan bekas lahan tambang dan ruang ekspresi masyarakat adat.
“Kita tidak ingin IKN Nusantara menjadi Jakarta kedua lantaran tidak memperhatikan pembangunan kebudayaan, dan tidak mampu mengelola isu-isu tersebut,” terang Jazziray Hartoyo.
“Sejumlah isu atau persoalan itu dapat diatasi dengan pembangunan kebudayaan. Di kebudayawan ada keberagaman, ada difusi dan aktivasi budaya. Semuanya harus dikelola dengan perencanaan dan aksi yang baik,” katanya.
Sebagai salah satu tindakan nyata dari Kemenko PMK mendukung IKN dalam konteks keseimbangan pembangunan fisik dan non-fisik, pihaknya menggagas Festival Harmoni Budaya Nusantara yang akan digelar sejak Juni hingga September 2023 ini di 10 kabupaten/kota. Di mana perhelatan puncak dilangsungkan di Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Samarinda.
Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi | ADV Diskominfo Kaltim