BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Sebagian besar wilayah Kalimantan Timur belum diguyur hujan sejak awal September 2024 lalu, menandakan telah masuk ke musim kemarau.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Kukuh Ribudiyanto mengatakan, musim kemarau terjadi di sebagian besar wilayah Kaltim, dengan suhu udara berkisar antara 32-34 derajat Celsius. Beberapa daerah bahkan mencapai 35 derajat Celsius.
“Di kota-kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan, suhu tertinggi seringkali tercatat mencapai 34 hingga 35 derajat Celsius. Di daerah dengan tutupan lahan yang lebih baik, suhu cenderung lebih rendah,” kata Kukuh, Jumat 20 September 2024.
Kukuh juga menyebut musim hujan diperkirakan akan kembali hadir pada bulan Oktober nanti dan berlangsung hingga akhir tahun. Selama masa transisi di akhir September hingga awal Oktober, diperkirakan akan turun hujan lokal.
“Masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan ini,” ujar Kukuh.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan sebelumnya mengingatkan warga agar lebih waspada terhadap situasi yang semakin rentan, di tengah ancaman kebakaran yang bisa timbul kapan saja.
Kepala BPBD Balikpapan Usman Ali menyebut bahwa upaya pencegahan harus dimulai dari langkah-langkah sederhana, yang bisa dilakukan setiap individu dan keluarga.
“Cuaca saat ini sangat panas dan disertai angin kencang, karena masuk musim angin selatan. Kami sangat berharap warga tidak membuka lahan dengan cara membakar. Hal ini bisa memicu kebakaran besar yang sulit dikendalikan,” kata Usman.
Selain pembakaran lahan, risiko kebakaran rumah juga meningkat. Sering kali, kebakaran dipicu oleh hal-hal sepele seperti lupa mematikan kompor atau tidak mencabut peralatan listrik saat bepergian.
“Kami mengingatkan agar sebelum meninggalkan rumah, dipastikan semua peralatan dalam kondisi aman. Mematikan kompor, mencabut listrik. Semua langkah ini penting untuk mencegah bencana,” terang Usman.
BPBD juga menggandeng Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Camat dan Lurah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan melibatkan RT setempat, pengawasan lingkungan dapat dilakukan lebih baik.
“Jika ada situasi darurat, warga bisa melaporkannya langsung melalui layanan 112,” ucapnya.
Kewaspadaan juga ditingkatkan bagi warga pesisir pantai yang menghadapi risiko tambahan akibat potensi gelombang tinggi. Usman menyarankan agar mereka memeriksa kondisi tiang rumah, dan segera melakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan.
Langkah proaktif BPBD tidak hanya sebatas himbauan, tetapi juga dengan kesiagaan penuh di lapangan. Enam pos BPBD yang tersebar di Balikpapan meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang terjadi.
“Setiap anggota pos dilatih dan dipersiapkan untuk menghadapi situasi darurat yang mungkin timbul,” demikian Usman Ali.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanBMKGCuaca EkstremKaltimKemarau 2024